Inilah saatnya Disney kembali menghadirkan villain yang benar-benar memiliki dampak besar dalam cerita. Karakter seperti Scar (The Lion King), Ursula (The Little Mermaid), atau Maleficent memberikan tantangan nyata bagi protagonisnya. Villain yang kuat bisa membuat konflik lebih menarik, lebih dramatis, dan lebih mudah dipahami.
7. Durasi Film Bisa Lebih Pendek dan Padat
Cripps paham bahwa penonton bioskop cenderung lebih menikmati film yang padat dan tidak bertele-tele. Film Disney belakangan ini sering dikritik karena terlalu panjang atau lambat, misalnya The Marvels.
Disney akan mampu menyesuaikan durasi film menjadi lebih efisien, sekitar 90-120 menit. Film yang lebih ringkas bisa membuat alur terasa lebih dinamis dan tidak membosankan, terutama untuk pasar internasional.
8. Film Akan Lebih Banyak "Event Movie"
Cripps memiliki keahlian dalam membuat film menjadi “event” besar yang menarik penonton ke bioskop. Saat di Warner Bros., dia menangani proyek seperti Harry Potter, Tenet, dan The Batman, yang semuanya dirancang sebagai film yang “wajib tonton”.
Di Disney, ini berarti film-film mendatang akan dibuat dengan skala lebih besar, promosi yang lebih agresif, dan cerita yang benar-benar terasa penting. Bukan sekadar “satu film lagi” dari Disney, tapi film yang terasa spesial dan wajib ditonton di layar lebar.
9. Franchise Baru Bisa Dimunculkan
Disney terlalu mengandalkan franchise lama. Dengan pengalaman Cripps, mereka akan mampu mencoba membangun franchise baru yang bisa bersaing di era modern.
Alih-alih hanya mengulang Frozen, Toy Story, atau Marvel, Disney bisa mencari konsep baru yang bisa menjadi ikon di masa depan. Ini penting untuk menjaga relevansi mereka di industri film yang terus berkembang.
Disney Menuju Era Baru?
Masuknya Andrew Cripps ke Disney bukan sekadar soal distribusi, tapi juga bagaimana Disney akan menyesuaikan cerita agar lebih menarik secara global.
Dengan pendekatan yang lebih universal, lebih kreatif, dan lebih efektif, Disney akan bisa kembali ke puncak kejayaan industri film!