MALANG, DISWAYMALANG.ID – Menteri Kebudayaan RI Dr. H. Fadli Zon, S.S., M.Sc., menyampaikan apresiasinya terhadap inisiatif Universitas Brawijaya (UB) dalam mengembangkan Rumah Budaya Indonesia (RBI) UB di Tiongkok sebagai pusat diplomasi budaya. Ia menegaskan bahwa Kementerian Kebudayaan siap memberikan dukungan penuh, termasuk memperkuat sinergi dengan KBRI Beijing untuk memperluas dampaknya.
Menurut Fadli Zon, inisiatif UB ini merupakan strategi penting dalam memperkenalkan budaya Indonesia secara global. Ia menilai perguruan tinggi memiliki fleksibilitas dan kapasitas yang besar dalam mendukung diplomasi budaya.
"Kami akan bekerja sama lebih erat dengan KBRI Beijing agar RBI UB semakin berkembang dan memiliki dampak yang luas," ungkapnya dalam acara Sarasehan Budaya dan Diskusi RBI UB di Tiongkok, Senin (17/2). Sarasehan dan diskusi ini, digelar di Aula Lantai 2 Gedung A Fakultas Ilmu Budaya-m (FIB), Kampus UB, Lowokwaru, Kota Malang.
Lebih lanjut, Menteri Kebudayaan menekankan pentingnya digitalisasi budaya dalam memperluas jangkauan diplomasi budaya. Ia menyoroti bahwa media digital, animasi, dan video game dapat menjadi alat efektif untuk mempromosikan kekayaan budaya Indonesia kepada masyarakat dunia.
"Di era digital ini, kita harus mengadaptasi teknologi informasi dan komunikasi dalam upaya diplomasi budaya. Digitalisasi warisan budaya memungkinkan akses yang lebih luas dan mendukung pelestarian budaya Indonesia," tambahnya.
Promosi Budaya dan Edukasi Bahasa
Dekan FIB UB Hamamah, Ph.D., menegaskan bahwa RBI UB di Tiongkok merupakan inisiatif strategis dalam memperkenalkan budaya dan bahasa Indonesia di luar negeri. Program ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kerja sama antara Indonesia dan Tiongkok melalui promosi kebudayaan serta edukasi bahasa.
"RBI ini adalah bentuk diplomasi budaya yang semakin penting dalam hubungan bilateral Indonesia-Tiongkok. Keberadaannya menjadi respons terhadap institusi budaya seperti Confucius Institute yang telah lama hadir di Indonesia," ujar Hamamah.
Berbeda dari RBI yang biasanya dikelola di bawah Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI), RBI UB mengadopsi model berbasis universitas ke universitas (U to U). Dengan demikian, RBI ini berperan aktif dalam mendukung pembelajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) serta mempererat hubungan akademik dan budaya antara kedua negara.
Suasana Dialog dan Sarasehan RBI UB, di Kampus FIB UB, Senin (17/2)-Istimewa-
Strategi Menuju World-Class University
Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerja Sama, dan Internasionalisasi UB Prof. Andi Kurniawan, S.Pi., M.Eng., D.Sc., menegaskan bahwa program RBI UB merupakan bagian dari strategi UB untuk menjadi universitas kelas dunia (World-Class University). Inisiatif ini juga sejalan dengan upaya internasionalisasi UB melalui pendekatan soft diplomacy.
"RBI adalah ikon internasionalisasi UB. Kami ingin menjadikan UB lebih dikenal di dunia melalui program ini. Saat ini, kami telah menjalin kerja sama dengan 25 universitas di Tiongkok yang memiliki program studi Bahasa Indonesia, serta mendukung uji kompetensi BIPA sebagai bagian dari strategi penguatan diplomasi budaya," ujarnya.
Lebih lanjut, Prof. Andi menyebutkan bahwa kerja sama UB dengan universitas terkemuka di Tiongkok, seperti Tianjin Foreign Studies University dan Peking University, membuka peluang besar dalam penelitian dan pengembangan akademik.