MALANG, DISWAYMALANG.ID--Dalam beberapa tahun terakhir, tren pemberian nama anak semakin beragam. Beberapa orangtua memilih nama yang tidak hanya memiliki makna mendalam tetapi juga unik dan anti-mainstream.
Beberapa dari nama-nama tersebut bahkan tercatat secara resmi di Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil).
Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri), Bima Arya baru-baru ini membagikan daftar sembilan nama unik yang telah terdaftar di Dukcapil melalui laman Instagram pribadinya, @bimaaryasugiarto.
Beberapa di antaranya terinspirasi dari pandemi Covid-19, pekerjaan orangtua, hingga unsur nasionalisme yang kental. Berikut adalah daftar sembilan nama unik yang terdaftar di Dukcapil:
1. Ni Ketut Citra Covida Karantina
Nama ini mengandung unsur pandemi Covid-19 yang menjadi fenomena global. Kata "Covida" dan "Karantina" jelas mengacu pada masa pandemi.
Dari susunan namanya, Ni Ketut Citra Covida Karantina merupakan bayi perempuan asal Bali. "Ni Ketut" menunjukkan bahwa ia adalah anak keempat, sedangkan "Citra" berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti cantik. Diduga, bayi ini lahir saat masa karantina pandemi Covid-19.
2. Covid Hidayat
Nama unik lainnya yang masih berkaitan dengan pandemi adalah Covid Hidayat. Nama ini tampaknya diberikan kepada bayi laki-laki yang lahir di tengah pandemi.
"Hidayat" sendiri berasal dari bahasa Arab yang berarti petunjuk. Meskipun sederhana, nama ini tetap terkesan unik dan mudah diingat.
3. Muhammad Caesar Al Covid
Nama ini merupakan kombinasi dari nama bernuansa Islami, Latin, dan Covid-19. "Muhammad" memiliki arti terpuji, "Caesar" berasal dari bahasa Latin yang berarti hebat, dan "Al Covid" jelas menunjukkan bahwa bayi ini lahir di era pandemi. Kombinasi yang unik namun tetap terdengar selaras.
4. Dinas Komunikasi Informatika Statistik
Siapa sangka nama bayi bisa terinspirasi dari instansi pemerintahan? Nama ini diberikan oleh seorang ayah yang bekerja di Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik (Dinkominfotik).
Sebuah bentuk dedikasi yang luar biasa terhadap profesi, bukan?