BLIMBING, DISWAYMALANG.ID--Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut kedokteran genomik sebagai layanan kesehatan masa depan. Yakni, layanan kesehatan yang lebih personal karena berbasis data, khususnya data genetik.
Menkes menyatakan hal tersebut saat menjadi keynote speaker dalam The 3rd Indonesian Society of Human Genetics (InaSHG) Conference di Ballroom 1 Hotel Grand Mercure Malang Mirama, 22–23 November 2024 ini..
Konferensi yang diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FK UB) itu juga dibarengkan dengan pelaksanaan Pertemuan Tahunan ke-2 Indonesian Society of Genetic Counselors (ISGC) Annual Meeting
Selain Menkes, juga hadir Rektor Universitas Brawijaya Prof. Widodo, S.Si., M.Si., Ph.D., Med.Sc. Rektor sekaligus membuka konferensi dan pertemuan tahunan ISGC.
Dalam sambutannya, Rektor UB menyampaikan harapan besar agar konferensi ini dapat mendorong terciptanya sinergi antara peneliti, praktisi, dan pelaku industri untuk mewujudkan layanan kesehatan berbasis genomik yang lebih baik di masa depan. Hal ini sejalan dengan unggulan UB dalam penelitian genomic dan artificial intelligent.
Dikuti 12 Negara
Konferensi internasional InaSHG ke-3 ini mengusung tema “Genomics medicine: translational from bedside to bench to business.” Konferensi ini menjadi ajang bergengsi dengan skala internasional, menghadirkan 2 Seminar utama, 8 Simposium, 10 pembicara internasional dari 8 negara, 16 pembicara Indonesia, Partisipasi dari 262 peserta seminar dan 179 peserta workshop dari 12 negara dan 4 paralel workshop yang didampingi oleh 22 trainer. Selain itu, seminar ini juga menerima 70 abstrak ilmiah dari berbagai peneliti nasional maupun internasional.
Dalam simposium dan seminar yang digelar, para ahli membahas beragam topik, mulai dari Immunogenetic, Inherited disease, Gene therapy, Genetic and Reproductive Health, Cancer and intellectual disabilities, Pharmacogenomic dan epigenetic, Wellness and Nutrigenomic, AI-genomics. Kehadiran para pembicara ternama dari dalam dan luar negeri memberikan wawasan mendalam bagi para peserta, mencakup isu terkini, tantangan, serta peluang di bidang genomik kedokteran.
Empat pre-conference workshop yaitu Genetic Counseling Workshop, Variant Interpretation: Bioinformatics In Human Genetic Disorder, Basic Molecular & Next Generation Sequencing (Wetlab), Practical Clues for Physician to Early Diagnose Birth Defect dilaksanakan secara parallel di kampus FKUB.
Acara ini tidak hanya menjadi platform diskusi ilmiah tetapi juga memperkuat kolaborasi internasional. Dengan keterlibatan peserta dan pembicara dari berbagai negara, konferensi ini menjadi ajang pertukaran ilmu pengetahuan dan pengalaman yang berharga bagi kemajuan genomik kedokteran di Indonesia. Hal ini menjadi lebih istimewa karena acara ini merupakan salah satu rangkaian acara dies natalis FKUB ke -51.
Melalui seminar ini, The Indonesian Society of Human Genetics (InaSHG) dan Indonesian Society of Genetic Counselors (ISGC) berharap dapat terus mendorong pemanfaatan genomik dalam dunia kedokteran di Indonesia, baik dalam penelitian, pelayanan klinis, maupun pengembangan inovasi bisnis kesehatan.
Konferensi ini sekaligus membuktikan komitmen Indonesia dalam menjadi bagian penting dari perkembangan teknologi genomik global, dengan tetap menjunjung tinggi aspek etika dan keberlanjutan dalam penggunaannya. (*)