JAKARTA, DISWAYMALANG.ID-- Ada dua temuan menarik tentang Gen-Z dan Milenial terkait dengan pemahaman akan literasi keuangan dan perilaku belanja. Merujuk ke data Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2024, Indeks Literasi Keuangan Indonesia berada di angka 65,40 persen. Lalu, indeks Inklusi Keuangan mencapai 75 persen.
Dari data tersebut, ekonom United Overseas Bank Limited (UOB) Enrico Tanuwidjaja mengatakan, hal tersebut menunjukkan bahwa literasi keuangan para Generasi-Z (Gen-Z) dan Milenial telah mengalami peningkatan. Ini karena responden survei mayoritas Gen Z dan Milenial.
Kendati begitu, ada hal kurang positif dari data hasil survei itu. Enrico menyebut perilaku tertentu dalam konsumsi masyarakat, yang cenderung lebih mengutamakan barang-barang lifestyle dalam berbelanja.
"Makanan, minuman, personal care, dan ada services, regresi. Jadi semua itu barang-barang lifestyle," ujar Enrico dalam diskusi pada kegiatan Literasi Keuangan Indonesia Terdepan (Like It) 2024, yang digelar di Jakarta, pada Jumat 8 November 2024.
Menurut Enrico, hal ini jugalah yang menyebakan kenapa tidak sedikit para masyarakat dari kalangan Gen-Z dan Milenial yang memiliki pendapatan yang tinggi, namun cenderung tidak kaya-kaya.
"Ini sebenarnya namanya high earning but not rich yet, karena di konsumsi terus," pungkas Enrico.
Ditemui dalam kesempatan yang sama, Head of Deposit and Wealth Management UOB Indonesia Vera Margaret mengungkapkan bahwa sekitar 49 persen masyarakat Indonesia memiliki kekhawatiran akan kemampuan mereka untuk menabung.
"Punya keinginan untuk menabuh. Tapi 49 persen meragukan kemampuannya untuk menabung, mau menabung tapi meragukan ya. Nah, 40 persen meragukan kemampuannya untuk memisahkan uang untuk investasi," jelas Vera.
Ekonomi Enrico saat memaparkan survei literasi keuangan, Jumat (8/11)--disway news network
Selain itu, Vera juga menambahkan bahwa masih banyak masyarakat yang juga terbebani oleh beberapa faktor yang penting dalam kehidupan. Contohnya adalah faktor pendidikan dan kebutuhan rumah tangga.
"Nomor satu itu adalah edukasi, nah nomor dua adalah kebutuhan rumah tangga. Dari tagihan, tagihan bisnis, telepon, air, produk kecantikan," jelas Vera. (*)