Sendratari “Rajut Asmara Bumi Tumapel” menutup Festival Singhasari 2025 dengan pesan bahwa legenda bukan sekadar masa lalu. Melainkan medium refleksi budaya yang hidup. Rangkaian cerita Tunggul Ametung, Ken Dedes, dan Ken Arok disajikan bukan sebagai kepastian sejarah, tetapi sebagai warisan naratif yang terus berkembang.
Pertunjukan ini berhasil membuktikan bahwa dengan pengemasan kontemporer, kisah-kisah kuno dapat kembali menjadi jembatan antara generasi. Menghidupkan kembali identitas budaya, sembari memberi ruang bagi kreativitas dan interpretasi modern.