1 tahun disway

Menjaga Wayang, Merawat Budaya, Cerita dari Malam Bersih Desa di Kabupaten Malang

Menjaga Wayang, Merawat Budaya, Cerita dari Malam Bersih Desa di Kabupaten Malang

--

Komunitas-komunitas pedalangan tumbuh dengan pendekatan lokal. Beberapa di antaranya bahkan mulai mengembangkan metode baru—seperti wayang multimedia dan pertunjukan virtual—untuk merangkul generasi muda yang lebih akrab dengan teknologi.

“Wayang itu nggak boleh eksklusif hanya untuk orang tua. Harus dibikin menarik buat anak-anak juga, tanpa kehilangan ruh-nya,” kata Sulastri, guru SD di Bantur yang kerap mengajak murid-muridnya menonton wayang sebagai bagian dari pelajaran muatan lokal.

Di tengah era digital, mempertahankan eksistensi wayang kulit bukan perkara mudah. Dibutuhkan dukungan lintas sektor: pemerintah, komunitas budaya, sekolah, hingga media.

Malam Bersih Desa di Banggunrejo adalah contoh nyata bahwa tradisi tak harus tertinggal. Ia bisa menjadi cahaya yang menerangi arah, membangun identitas bersama, dan menjembatani masa lalu dengan masa depan.

Wayang kulit adalah wajah budaya kita. Dan selama masih ada dalang yang mau bertutur, penonton yang mau mendengar, serta generasi muda yang mau belajar—maka bayangan kulit itu akan terus bergerak di balik layar putih, menari-nari bersama gamelan, menyampaikan pesan tentang hidup yang jujur, sabar, dan bijaksana. (ab)

Sumber: