1 tahun disway

Mengenal Fenomena Homesick dan Cara Mengatasinya

Mengenal Fenomena Homesick dan Cara Mengatasinya

Kenali fenomena homesick dan ikuti tip berikut untuk mengatasinya.-Visions-Getty Images--

Kenali fenomena homesick dan ikuti tip berikut untuk mengatasinya.-Visions-Getty Images

MALANG, DISWAYMALANG.ID–Ada kalanya seseorang merasa gelisah ketika jauh dari rumah. Hati terasa kosong. Pikiran mudah melayang ke kenangan masa lalu.

Hangatnya ruang keluarga, aroma masakan ibu, atau tawa teman masa kecil. Perasaan itu dikenal sebagai homesick atau rindu rumah. Itu merupakan hal yang sangat manusiawi.

Fenomena itu umum terjadi pada mahasiswa baru, pekerja perantauan, hingga seseorang yang pindah ke kota atau negara lain.

Meski terkesan sepele, jika tidak dikelola dengan baik, homesick bisa berdampak pada kesehatan mental. Juga produktivitas seseorang.

Menurut American Psychological Association (APA), homesickness adalah reaksi emosional terhadap perubahan lingkungan yang drastis.

Biasanya disertai perasaan cemas, sedih, dan kesepian. Tidak memandang usia. Remaja hingga orang dewasa pun bisa mengalaminya.

Penyebabnya bisa beragam. Kehilangan rutinitas, tidak adanya dukungan sosial, hingga tekanan beradaptasi di tempat baru.

Kabar baiknya, homesick bukan kondisi permanen. Kecenderungan itu bisa dikelola dengan langkah yang tepat.

Gejala Homesick

Setiap orang mengalami homesick dengan cara berbeda. Namun, beberapa gejala umum sering muncul, seperti:

Perasaan sedih dan kehilangan motivasi.

Kesulitan tidur atau nafsu makan berkurang.

Mudah menangis dan menarik diri.

Kesulitan fokus.

Jika gejala itu berlangsung lebih dari dua minggu dan mulai memengaruhi rutinitas harian, artinya homesick sudah perlu mendapat perhatian lebih serius.

Penyebab Homesick

Rasa rindu rumah berakar dari ikatan emosional yang kuat terhadap lingkungan lama. Saat seseorang pindah ke tempat baru, otak kehilangan rasa aman. Rasa itu sebelumnya biasa ia dapatkan dari rutinitas dan hubungan sosial.

Beberapa penyebab umum antara lain:

1. Keterikatan emosional dengan keluarga atau teman. Perubahan interaksi yang tiba-tiba membuat seseorang merasa kehilangan “rumah” dalam arti emosional.

2. Kultur dan lingkungan baru. Adaptasi terhadap kebiasaan, bahasa, atau makanan berbeda bisa menimbulkan stres.

3. Kurangnya dukungan sosial. Saat belum memiliki teman baru, rasa kesepian mudah muncul.

4. Tekanan akademik atau pekerjaan. Tantangan baru bisa memperkuat rasa nostalgia terhadap masa-masa nyaman di rumah.

Cara Mengatasi Homesick agar Tetap Tenang

Homesick menjadi tanda bahwa Anda memiliki hubungan yang hangat dengan rumah. Berikut beberapa cara efektif untuk mengatasinya:

1. Bangun Rutinitas Baru

Salah satu cara paling efektif untuk meredakan homesick adalah dengan membangun rutinitas baru. Otak manusia menyukai keteraturan. Jadwal harian yang teratur memberi sinyal rasa aman dan stabil.

Ketika Anda baru pindah ke lingkungan asing, rutinitas dapat menjadi “jangkar kecil”. Mampu memberi efek menenangkan di tengah segala hal yang berubah.

Anda bisa membuat jadwal kecil yang menyenangkan. Misalnya, “Senin untuk eksplor tempat baru”, “Rabu malam untuk video call keluarga”, atau “Sabtu untuk menonton film favorit”. Rutinitas semacam itu akan memberi warna dalam keseharian Anda di tempat rantau.

2. Tetap Terhubung dengan Keluarga

Rasa rindu sering kali muncul karena kehilangan koneksi emosional dengan orang-orang terdekat. Untungnya di era digital, jarak tak lagi menjadi penghalang. Anda bisa tetap dekat secara emosional meski terpisah ribuan kilometer.

Gunakan teknologi dengan bijak. Jadwalkan panggilan video rutin seminggu sekali, bukan setiap saat. Itu penting agar Anda tetap punya ruang untuk tumbuh mandiri. Tanpa merasa terlalu bergantung.

Saat berbincang, jangan hanya membicarakan hal sedih. Ceritakan juga pengalaman baru, makanan yang Anda coba, atau teman yang baru dikenal.

Hal-hal sederhana itu membantu keluarga merasa tenang. Sekaligus dapat menumbuhkan semangat dalam diri Anda.

3. Temukan Komunitas

Tak jarang, hobi bisa berubah dari aktivitas pribadi yang menyenangkan menjadi obat homesick jika menemukan komunitas yang tepat. -Vera Moles-Pinterest

Bergabunglah dengan komunitas yang sesuai minat. Mulai dari klub fotografi, tari modern, kelompok olahraga, hingga organisasi sosial. Melalui kegiatan seperti itu, Anda bisa bertemu orang-orang yang memiliki pengalaman serupa.

Misalnya, banyak mahasiswa rantau merasa lebih ringan ketika berbagi cerita dengan teman yang juga sedang beradaptasi.

Selain membantu mengurangi rasa sepi, komunitas baru bisa menjadi “keluarga kedua” di tempat perantauan. Dukungan sosial yang positif terbukti meningkatkan rasa bahagia dan menurunkan stres.

4. Eksplor Tempat Sekitar

Ketika homesick melanda, jangan mengurung diri di kamar. Cobalah keluar dan menjelajahi lingkungan sekitar.

Temukan kafe kecil yang nyaman untuk membaca buku, berjalan di taman kota, atau berkunjung ke pasar tradisional yang ramai.

Semakin banyak hal yang Anda kenal, semakin cepat pula rasa “asing” berubah menjadi “nyaman”. Anda mungkin akan menemukan rutinitas baru.

Duduk di bangku taman setiap sore contohnya. Hal itu akan secara perlahan menggantikan momen-momen kecil di rumah lama.

5. Rawat Diri Sendiri

Tubuh dan pikiran saling terhubung. Saat tubuh lelah, emosi pun mudah rapuh. Itulah alasan pentingnya menjaga kesehatan fisik ketika jauh dari rumah. Pastikan Anda tidur cukup, makan makanan bergizi, dan tetap aktif bergerak.

Tidak perlu langsung mendaftar ke gym. Jalan kaki sepuluh menit setiap pagi atau bersepeda santai di akhir pekan sudah cukup membantu.

Aktivitas fisik rutin dapat menurunkan kadar hormon stres (kortisol) dan meningkatkan endorfin, zat kimia alami yang memicu rasa bahagia.

Homesick adalah pengalaman yang wajar dan bagian dari proses tumbuh dewasa. Kuncinya bukan menghindari rasa rindu, tetapi belajar berdamai dengannya.

Dengan waktu, rutinitas baru, dan dukungan sosial yang hangat, rasa itu akan berubah menjadi kekuatan. Itu semua dapat mengingatkan Anda tentang dari mana Anda berasal dan seberapa jauh sudah melangkah.

Sumber: harian.disway.id