Momen Hari Maritim, Menguak Misteri Laut Tak Pernah Kering dalam Perspektif Ilmiah
Ilustrasi laut--foto: axa.co.id
MALANG,DISWAYMALANG.ID--Indonesia memperingati Menyoroti Hari Maritim Nasional pada 23 September sebagai bentuk penghormatan tehadap peran laut bagi kehidupan. Di balik luasnya samudra yang menutupi lebih dari dua pertiga permukaan Bumi, tersimpan satu pertanyaan menarik, “Mengapa laut tidak pernah kering meski airnya terus menguap?”
Paradoks tersebut dijelaskan oleh ilmu alam melalui mekanisme yang disebut siklus air atau hidrologi.
Berikut penjelasan ilmiah tentang kenapa laut tetap penuh sepanjang zaman dan bagaimana proses alam menjaga kestabilannya.
1. Evaporasi: Air Menguap dari Permukaan Laut
Cahaya matahari memanaskan permukaan laut, menyebabkan molekul air berpindah dari fase cair ke fase gas menjadi uap air. Proses inilah yang disebut evaporasi. Meski evaporasi terus terjadi, lautan tidak kehilangan massanya secara permanen karena adanya mekanisme pengambilan kembali melalui hujan dan presipitasi.
2. Presipitasi: Kembalinya Uap Air ke Laut sebagai Hujan
Sebagian besar uap air yang berasal dari laut akan berkondensasi di atmosfer membentuk awan, lalu turun kembali ke laut sebagai hujan. Proses ini menjaga agar volume air laut tetap stabil meskipun ada penguapan yang terus menerus.
3. Peran Atmosfer: Menahan Air dalam Bentuk Uap
Atmosfer Bumi memiliki kapasitas tertentu dalam menyimpan uap air. Uap air yang terbentuk dari permukaan laut tidak langsung hilang ke ruang angkasa karena gravitasi dan tekanan atmosfer serta proses kondensasi. Sehingga, hanya sebagian kecil saja yang hilang, sementara sebagian besar kembali jatuh ke Bumi atau kembali ke laut.
4. Siklus Air adalah Siklus Tertutup
Air di Bumi bergerak terus-menerus melalui berbagai reservoir, yaitu laut, atmosfer, daratan, dan tanah. Air yang menguap tidak hilang, tapi berpindah ke udara, membentuk hujan, aliran sungai atau aliran air tanah, lalu kembali ke laut. Siklus ini memungkinkan air laut tidak pernah habis.
5. Volum Laut yang Sangat Besar
Volum laut di Bumi sangat besar, sekitar 97% dari seluruh air di planet ini berada di laut. Karena jumlahnya yang sangat besar, meskipun terjadi evaporasi terus-menerus, perubahan total volumnya sangat kecil dibandingkan jumlah air yang tersimpan. Dengan kata lain, untuk mengeringkan laut, evaporasi harus jauh lebih besar daripada jumlah presipitasi dan aliran air kembali, yang secara alamiah tidak terjadi.
BACA JUGA:23 September Hari Maritim Nasional, Momen untuk Tingkatkan Pengelolaan Laut Berkelanjutan
6. Aliran Balik
Saat hujan turun di daratan, sebagian air akan mengalir sebagai permukaan sungai, atau meresap ke dalam tanah. Kemudian, air kembali mengalir ke laut melalui sungai atau aliran bawah tanah. Proses ini merupakan bagian dari siklus yang menjaga pengisian ulang laut terhadap air yang menguap.
7. Transpirasi dan Evapotranspirasi dari Tanaman
Tanaman di daratan juga turut berperan dalam siklus air melalui proses transpirasi, pelepasan uap air dari daun ke udara. Gabungannya dengan evaporasi disebut evapotranspirasi. Air yang di udara kembali ke laut lewat hujan, menutup lingkaran air.
8. Penyimpanan Air dalam Bentuk Beku dan Cadangan Air Bawah Tanah
Beberapa air disimpan sementara dalam bentuk salju dan es di puncak gunung atau sebagai air tanah yang meresap jauh ke dalam kerak bumi. Cadangan ini tidak secara langsung memengaruhi laut dalam siklus harian, namun membantu dalam stabilitas jangka panjang.
BACA JUGA:Pascabencana Banjir dan Longsor di Malang Selatan, BPBD Fokus Pemulihan dan Mitigasi
9. Hukum Kelestarian Massa: Air Tidak Hilang Secara Permanen
Secara ilmiah, total massa air di Bumi bersifat relatif konstan, kecuali perubahan melalui fenomena ekstraterestrial seperti cukup kecil, tidak muncul atau hilang secara besar-besaran secara alami. Semua proses, mulai dari evaporasi, presipitasi, aliran, hanya merubah fase dan lokasi air, bukan menciptakan atau menghilangkannya. Maka laut tidak pernah benar-benar kering.
Laut yang selalu penuh adalah hasil kerja sama alami antara energi matahari, atmosfer, gravitasi, dan siklus air yang berlangsung tanpa henti. Evaporasi, presipitasi, aliran sungai, hingga penyimpanan air tanah menjaga volum laut tetap stabil dari masa ke masa.
BACA JUGA:Jelang Musim Hujan, Pemkot Malang Gelar Apel Siaga Bencana Hidrometeorologi
Peringatan Hari Maritim Nasional (23/9) menjadi momentum penting untuk mengingatkan kita betapa besar peran laut bagi kehidupan. Selain sebagai sumber pangan dan jalur transportasi, laut adalah bagian vital dari siklus air yang membuat Bumi tetap layak huni. Menjaga laut berarti menjaga keberlangsungan hidup manusia itu sendiri.
Sumber: usgs.gov
