1 tahun disway

Pascabencana Banjir dan Longsor di Malang Selatan, BPBD Fokus Pemulihan dan Mitigasi

Pascabencana Banjir dan Longsor di Malang Selatan, BPBD Fokus Pemulihan dan Mitigasi

Kondisi Pasca Bencana hidrometeorologi --

SUMBERMANJINGWETAN, DISWAYMALANG.ID – Bencana hidrometeorologi melanda wilayah selatan Kabupaten Malang pada 19–21 September 2025. Hujan deras yang mengguyur sejak Jumat malam hingga Sabtu dini hari menyebabkan banjir dan longsor di empat titik kecamatan, dengan dampak terparah terjadi di Kecamatan Sumbermanjing Wetan (Sumawe).

Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang mencatat, banjir di Kecamatan Sumawe melanda dua desa, yakni Desa Sitiarjo dan Desa Kedungbanteng. Sebanyak 830 kepala keluarga (KK) atau 2.228 jiwa terdampak akibat rumah mereka tergenang. Luas area banjir diperkirakan mencapai 1.494 hektare, meliputi pemukiman, jalan, hingga sumber air.

“Banjir juga membawa material pohon dan lumpur, sehingga akses jalan warga sempat terputus. Setelah enam jam, air berangsur surut,” jelas Plt Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Malang, R. Ichwanul Muslimin, Selasa (23/9).

Selain Sumawe, banjir juga dilaporkan di Kecamatan Gedangan. Di Desa Sidodadi, 25 rumah warga tergenang, sementara di Desa Gajahrejo, 20 rumah terdampak banjir setinggi 60 sentimeter. Beruntung, genangan di kedua desa surut dalam dua jam.

“Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Pembersihan material banjir dilakukan secara gotong royong bersama masyarakat,” ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang, Sadono Irawan.

BACA JUGA:Jelang Musim Hujan, Pemkot Malang Gelar Apel Siaga Bencana Hidrometeorologi

Sementara itu, bencana tanah longsor terjadi di Desa Tumpakrejo, Kecamatan Gedangan, yang mengakibatkan bahu jalan ambles. BPBD bersama dinas terkait kini menyiapkan langkah penanganan agar akses transportasi tidak terganggu lebih lama.

Meski banjir dan longsor telah surut, BPBD menegaskan fokus kini bergeser pada pemulihan pascabencana serta mitigasi agar kejadian serupa tidak kembali menimbulkan kerugian besar. Upaya yang dilakukan mencakup:

• Pendataan kerugian rumah warga, lahan pertanian, dan infrastruktur yang terdampak.

• Pembersihan material banjir dan longsor dengan melibatkan relawan serta masyarakat setempat.

• Koordinasi dengan dinas teknis untuk memperbaiki bahu jalan yang longsor di Desa Tumpakrejo.

• Edukasi masyarakat tentang kesiapsiagaan menghadapi potensi hujan ekstrem di musim pancaroba.

“Kami minta masyarakat tetap waspada. Musim hujan masih berlangsung, dan potensi bencana hidrometeorologi bisa terjadi kembali kapan saja,” imbuh Ichwanul.

Sumber: