1 tahun disway

Gawat! Data BPS Tunjukkan Tren Angka Pernikahan Menurun, Perceraian Tetap Tinggi

Gawat! Data BPS Tunjukkan Tren Angka Pernikahan Menurun, Perceraian Tetap Tinggi

Ilustrasi pernikahan--pinterest

MALANG, DISWAYMALANG.ID-- Pernikahan seringkali dipandang sebagai tonggak penting dalam kehidupan seseorang. 

Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, momen pernikahan bukan sekadar seremoni, tetapi merupakan simbol awal dari perjalanan baru bersama pasangan hidup. 

Tidak sedikit yang menggambarkannya sebagai “gerbang menuju kebahagiaan” atau bahkan “surga dunia”.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, narasi mengenai pernikahan mulai bergeser. 

Media sosial dan pemberitaan arus utama ramai membahas sisi kelam dari institusi pernikahan. Munculnya istilah seperti gamophobia (ketakutan untuk menikah) hingga tren tagar seperti #MarriageIsScary mencerminkan kekhawatiran yang semakin meluas, terutama di kalangan generasi muda. 

Mereka mulai mempertanyakan urgensi dan keberlangsungan hubungan pernikahan, terlebih jika tidak didasari oleh kesiapan emosional dan komitmen yang kuat dari kedua belah pihak.

Kekhawatiran itu tak hanya berhenti pada ruang diskusi, tetapi juga tercermin dalam data statistik. 

Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), dalam rentang waktu tujuh tahun terakhir (2018–2024), angka pernikahan di Indonesia menunjukkan tren yang konsisten menurun.

Pada tahun 2018, tercatat sebanyak 2.016.171 pernikahan terjadi di Indonesia. Namun, jumlah ini terus merosot seiring waktu. 

Puncaknya terjadi pada tahun 2024, ketika angka pernikahan hanya menyentuh 1.478.302, menandai penurunan drastis sekitar 537.869 pernikahan dalam kurun waktu tujuh tahun. 

Penurunan ini mengindikasikan adanya pergeseran sosial bahwa masyarakat, terutama generasi muda, kini tidak lagi menempatkan pernikahan sebagai prioritas utama dalam hidup mereka.

Beberapa faktor yang kemungkinan berkontribusi terhadap tren ini antara lain meningkatnya kesadaran akan pentingnya kesehatan mental dalam hubungan, kekhawatiran akan komitmen jangka panjang, beban ekonomi, serta pengaruh budaya individualistik dan karier yang semakin dominan.

Sementara itu, data perceraian memperlihatkan tren yang berbeda. Walau mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun, angka perceraian tetap tinggi dan belum menunjukkan penurunan signifikan. 

Kondisi ini menjadi pertanda bahwa sebagian pasangan yang telah menikah akhirnya memilih jalan untuk berpisah.

Sumber: badan pusat statistik (bps)