1 tahun disway

TransMart Malang Bersiap Bangkit di Bawah Skema Kolaborasi BMU–CT Corp, Rebranding Dimulai Januari 2026

TransMart Malang Bersiap Bangkit di Bawah Skema Kolaborasi BMU–CT Corp, Rebranding Dimulai Januari 2026

Konsep EduSmartMall yang diusung bukan sekadar rebranding, melainkan perubahan paradigma pusat perbelanjaan dari ruang konsumsi menjadi ruang edukasi, kreativitas, dan interaksi generasi muda.-Elsa Amalia Kartika Putri-Disway Malang

KLOJEN, DISWAYMALANG.ID--Setelah sempat stagnan dan kehilangan denyut pengunjung, TransMart Malang bersiap memasuki fase baru. Pusat perbelanjaan yang berdiri di kawasan strategis Kota Malang ini akan dikelola ulang melalui skema kolaborasi PT Brawijaya Multi Usaha (BMU) Universitas Brawijaya dan TransMart (CT Corp). Dengan konsep baru menyasar pasar pendidikan dan generasi muda.

Direktur Utama BMU Dr Edi Purwanto STP MM menegaskan, kerja sama ini bukan pengambilalihan. Tetapi kolaborasi manajemen untuk menghidupkan kembali aset ritel yang dinilai memiliki potensi besar namun belum tergarap optimal. “Bahasanya bukan mengambil alih. Tidak. Mengelola bersama. Jadi pengelolaan bersama antara TransMart dengan BMU,” ujarnya.

Berangkat dari Identifikasi Masalah TransMart Malang

Edi mengungkapkan, keputusan BMU terlibat dalam pengelolaan TransMart Malang berangkat dari proses identifikasi mendalam terhadap kegagalan operasional sebelumnya. Padahal, secara lokasi dan pasar, TransMart Malang berada di kawasan dengan basis captive market yang sangat kuat, khususnya dari sivitas akademika Universitas Brawijaya.

BACA JUGA:Dari Korporasi ke Kampus: Haruskah Universitas Dikelola dengan Cara Berpikir Seorang CEO?

“TransMart itu posisinya sangat strategis, tapi kenapa tidak bisa hidup dengan baik? Pasti ada something di situ. Nah, itu yang kami identifikasi,” kata Edi.

Dengan lebih dari 70 ribu mahasiswa Universitas Brawijaya, ditambah dosen, tenaga kependidikan, dan masyarakat sekitar kampus. BMU menilai bahwa persoalan TransMart Malang bukan pada kurangnya pasar, namun ketidaksesuaian konsep dengan kebutuhan lingkungan sekitarnya.

Awal Kolaborasi: Dari Alumni hingga Owner CT Corp

Menariknya, komunikasi awal kerja sama ini bermula dari jejaring alumni. General Manager TransMart Malang disebut merupakan alumni Universitas Brawijaya yang melihat potensi besar pasar kampus.

BACA JUGA:UB Perkuat Pengawasan Akademik ke Mitra Magang demi Jaga Mutu Pembelajaran Praktik Mahasiswa

“Karena hubungan alumni. GM-nya TransMart ini alumni kita. Beliau melihat potensi UB yang gede, marketnya besar, lalu menghubungi kami untuk komunikasi,” ungkap Edi.

Komunikasi tersebut berlanjut hingga ke tingkat pemilik CT Corp, Chairul Tanjung, yang secara langsung datang ke Universitas Brawijaya untuk membahas skema kerja sama.

“Pak CT langsung datang ke sini, ke ruangan saya. Kita rapat bareng, beliau membawa lengkap timnya, termasuk komput, proyeksi, dan lain-lain. Kami terus terang merasa terhormat,” kata Edi.

Menurutnya, kepercayaan CT Corp terhadap BMU menjadi sinyal kuat bahwa perusahaan kampus kini mulai dipandang sebagai mitra strategis, bukan sekadar entitas pelengkap.

TransMall Projaya dan Jadwal Cut-Off

Hasil dari rangkaian komunikasi tersebut adalah kesepakatan membentuk entitas pengelolaan bersama bernama TransMall Brawijaya. Seluruh area pusat perbelanjaan akan dikelola secara kolaboratif, baik dari sisi manajemen ruang, tenant, hingga konsep bisnis.

BACA JUGA: UB Resmikan Stasiun Riset Kehutanan Terpadu, Dorong Kolaborasi Riset dan Pelestarian Lingkungan Berkelanjutan

Sumber: liputan khusus