Lembah Tumpang, dari Villa Keluarga Menjadi Destinasi Wisata Ikonik di Malang Timur
Wisata Lembah Tumpang. -alaysia/diswaymalang.id-Alysia Devi-
TUMPANG, DISWAYMALANG.ID--Lembah Tumpang menjadi salah satu destinasi wisata buatan yang cukup dikenal di Kabupaten Malang wilayah timur. Berlokasi di Kecamatan Tumpang, tempat wisata yang memiliki belasan wahana ini di lahan 12 hektare ini bermula dari sebuah ketidaksengajaan.
Manajer Lembah Tumpang Wuri menjelaskan, Lembah Tumpang mulai dibuka pada tahun 2017. Awalnya, sang owner, Prof Dr Ir Yogi Sugito MS, tidak memiliki rencana membangun tempat wisata.
Kawasan tersebut hanya diperuntukkan bagi keluarga besar rektor Universitas Brawijaya ke-11 periode 2006-2014 selama dua periode tersebut. Berupa villa dengan satu kolam renang dan beberapa kamar.
Namun, tingginya minat masyarakat yang ingin berkunjung membuat konsep tersebut berkembang. Atas saran dari Muspika Kecamatan Tumpang, tempat ini kemudian mulai dikomersilkan dan terus mengalami perluasan hingga menjadi seperti sekarang.
Berangkat dari Niat Memberi Manfaat bagi Sesama
Seiring berkembangnya kawasan, Lembah Tumpang tidak hanya difokuskan sebagai tempat rekreasi, tetapi juga sebagai sarana pemberdayaan masyarakat.
“Sekitar 90 persen karyawan Lembah Tumpang merupakan warga asli Kecamatan Tumpang. Hal ini sejalan dengan nilai yang dipegang oleh Pak Yogi dan keluarga, yang sejak awal ingin keberadaan Lembah Tumpang membawa manfaat bagi lingkungan sekitar,” tutur Wuri saat ditemui Disway Malang, Kamis (18/12).
Sebelum dibangun, kawasan Lembah Tumpang merupakan lahan yang tidak bertuan. Kini, area tersebut justru menjadi sumber penghidupan bagi masyarakat sekitar melalui terbukanya lapangan kerja.
Harapan pengelola, Lembah Tumpang dapat terus bertahan dalam berbagai kondisi, sekaligus tetap menjalankan niat awal sebagai destinasi wisata yang memberi dampak sosial positif.
Perpaduan Wisata, Budaya, dan Cerita Keluarga
Salah satu keunikan Lembah Tumpang terletak pada konsep budaya yang kuat. Prof Yogi dan keluarga dikenal sangat menjunjung tinggi nilai-nilai budaya Nusantara. Hal ini tercermin dari ratusan patung dan bangunan candi yang tersebar di kawasan wisata.
Sebagian patung menggambarkan kisah Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit, sementara sebagian lainnya merepresentasikan perjalanan hidup keluarga Prof Yogi. Hingga saat ini, jumlah patung di Lembah Tumpang diperkirakan mencapai sekitar 1.000 buah.
Pemahat Mojokerto sampai Menetap Setahun
Untuk mewujudkan konsep budaya tersebut, pengelola mendatangkan pemahat profesional dari Mojokerto. Beberapa di antaranya bahkan menetap hingga satu tahun hanya untuk menyelesaikan karya patung. Material yang digunakan pun beragam, tidak hanya batu, tetapi juga semen dan material lain sesuai kebutuhan desain.
Dalam hal perawatan, patung dan bangunan candi tidak memerlukan perlakuan khusus. Justru, kesan alami dan sedikit berlumut dinilai menambah nilai estetika. Perawatan intensif lebih difokuskan pada jalur pejalan kaki karena menggunakan batu candi yang mudah ditumbuhi lumut, terutama saat musim hujan atau menjelang libur panjang seperti Natal dan Tahun Baru.
Wahana dan Fasilitas Lembah Tumpang

Replika Candi Borobudur yang ada di Lembah Tumpang-Alysia Devi/diswaymalang.id-
Lembah Tumpang juga dikenal dengan fasilitas kolam renangnya. Saat ini, terdapat 12 kolam yang diperuntukkan bagi berbagai usia, mulai dari balita hingga dewasa. Seluruh kolam menggunakan air sumber alami yang terus mengalir tanpa bahan kimia seperti kaporit. Oleh karena itu, kolam lebih mudah berlumut dan harus dibersihkan secara rutin satu hingga dua kali dalam sepekan.
Sumber:
