1 tahun disway

Kemelut PBNU Juga Jadi Santapan Media Israel, Sebut Gus Yahya Didesak Mundur karena Undang Peter Berkowitz

Kemelut PBNU Juga Jadi Santapan Media Israel, Sebut Gus Yahya Didesak Mundur karena Undang Peter Berkowitz

Peter Berkowitz di acara PBNU (Istimewa)--

JAKARTA, DISWAYMALANG.ID–Tekanan mundur kepada Ketum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yaha) juga menjadi santapan media Israel. Media Times of Israel menyebut  Yahya Cholil Staquf diminta mundur karena mengundang cendekiawan AS pendukung Israel selama perang Gaza ke acara internal NU pada Agustus 2025, menurut ringkasan rapat hari Kamis lalu yang dilihat oleh Reuters.

Pejabat NU Najib Azca mengatakan kepada Reuters bahwa keputusan tersebut berkaitan dengan undangan Gus Yahya kepada mantan pejabat dan cendekiawan AS Peter Berkowitz untuk acara pelatihan pada Agustus.

Sebelumnya, Gus Yahya telah meminta maaf karena telah mengundang akademisi pro-Israel, Peter Berkowitz, dalam sebuah seminar PBNU, Agustus 2025. Ia mengaku khilaf dan menyatakan kekurangcermatannya dalam menyeleksi narasumber, sambil menegaskan kembali sikap PBNU yang tetap mendukung kemerdekaan Palestina.

Israel sendiri membantah keras tuduhan genosida dalam kampanye militernya terhadap Hamas yang diluncurkan setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera 251 orang.

BACA JUGA:Mencuat Isu di Medsos, Tekanan Mundur kepada Ketum PBNU Gus Yahya Karena Dilawan saat Mau Pecat Gus Ipul

Sosok Peter Berkowitz

Lantas siapa sebenarnya Peter Berkowitz. Prof Dr Peter Berkowitz merupakan Tad and Dianne Senior Fellows, Hoever Institution, Stanford University, AS. Berdasarkan laman resminya, Hoover Institution adalah lembaga pemikir kebijakan publik di Stanford University.

Hoover Institution berfokus pada peningkatan kondisi manusia, dengan memajukan ide untuk membuka peluang dan kesejahteraan ekonomi, sambil mengamankan dan menjaga perdamaian bagi AS dan umat manusia.

Berkowitz juga menjabat sebagai Direktur Studi untuk The Public Interest Fellowship (TPIF). Beasiswa program fellowship 2 tahun ini merekrut lulusan fresh graduate dan profesional muda untuk bekerja di organisasi pemajuan pemerintahan konstitusional AS.

Para fellow TPIF juga melakukan studi tentang tradisi liberal dan tantangan masa kini terhadap demokrasi liberal di AS, di samping berjejaring dengan tokoh publik dan menjalani pelatihan pengembangan profesional.

BACA JUGA:Mengejutkan! Syuriah PBNU Deadline Gus Yahya 3 Hari untuk Mundur dari Ketum PBNU

Pendidikan Berkowitz

Berkowitz semula kuliah dan meraih gelar BA bidang English Literature dari Swarthmore College, AS. Ia lalu memperoleh gelar MA bidang filosofi dari Hebrew University of Jerusalem, kampus riset negeri Israel yang didirikan Albert Einstein bersama Chaim Weizmann dan Judah Leon Magnes.

Berkowitz lalu meraih gelar profesional hukum Juris Doctor (JD) dan PhD bidang ilmu politik dari Yale University. Ia di antaranya meneliti dan menulis tentang pemerintahan konstitusional, konservatisme dan progresivisme, pendidikan liberal, keamanan dan hukum nasional, serta politik Timur Tengah, seperti dikutip dari laman Public Interest Fellowship.

Berdasarkan laman Hoover Institution, Berkowitz tercatat memiliki keahlian di bidang konstitusionalisme Amerika, budaya dan prinsip Amerika, liberalisme klasik, konservatisme, pendidikan tinggi, Timur Tengah, dan progresivisme.

Ia juga memiliki minat di bidang keamanan dan pertahanan; pertahan AS; hubungan internasional; kebijakan luar negeri AS; terorisme; sejarah; hukum dan kebijakan; hak sipil dan ras; politik institusi, dan opini publik; serta Amerika Serikat sendiri.

BACA JUGA:Mengejutkan! Syuriah PBNU Deadline Gus Yahya 3 Hari untuk Mundur dari Ketum PBNU

Di Hoover, Berkowitz tergabung dalam tim riset Kelompok Kerja (Pokja) Kewarganegaraan dan Kewarganegaraan Amerika. Di samping itu, ia juga menjadi anggota Pokja Sejarah Militer dalam Konflik Kontemporer.

Ilmuwan politik ini juga tercatat aktif menjadi kolumnis pada media dan situs poling politik AS RealClearPolitics (RCP). Beberapa tulisannya antara lain menyoal tahap kesepakatan pertama Israel dan Hamas (9 Maret 2025), perang Iran terhadap Israel, Amerika, dan Barat (29 Juni 2025), dan dampak mempekerjakan profesor dengan pandangan konservatif bagi kaum konservatif (27 Juli 2025).

Buku dan karya tulis Berkowitz antara lain Explaining Israel: The Jewish State, the Middle East, and America; Constitutional Conservatism: Liberty, Self-Government, and Political Moderation; Israel and the Struggle over the International Laws of War; Virtue and the Making of Modern Liberalism; dan Nietzsche: The Ethics of an Immoralist.

BACA JUGA:Pemilihan Ketua GP Ansor Kabupaten Malang Hari Ini, Nama Gus Zulham Disebut Jadi Pesaing Kuat Petahana

Berkowitz di Pemerintahan AS

Di pemerintahan AS, Berkowitz juga pernah menjabat pada pemerintahan jilid pertama Donald Trump sebagai Direktur Staf Perencanaan Kebijakan Departemen Luar Negeri AS, sekretaris eksekutif Komisi Hak-Hak yang Tidak Dapat Dicabut Departemen Luar Negeri AS, dan penasihat senior untuk Menteri Luar Negeri AS dalam kurun 2019-2021.

Sumber: disway.id