1 tahun disway

Viral Bobibos, BBM Buatan Anak Bangsa! Founder Buka Rahasia Ekstraksi Jerami Jadi BBM Nabati

Viral Bobibos, BBM Buatan Anak Bangsa! Founder Buka Rahasia Ekstraksi Jerami Jadi BBM Nabati

Founder PT Inti Sinergi Formula, M. Ikhlas Thamrin, mengungkap rahasia proses produksi Bobibos -ist---

JAKARTA, DISWAYMALANG.ID–Bahan Bakar Original Buatan Indonesia, Bos! atau Bobibos, kini jadi perbincangan hangat setelah diluncurkan di Jonggol, Kabupaten Bogor. Inovasi ini diklaim mampu mengubah jerami padi—limbah pertanian yang biasa dibakar—menjadi bahan bakar nabati beroktan tinggi setara RON 98, dengan emisi nyaris nol.

Di balik terobosannya, Founder PT Inti Sinergi Formula M Ikhlas Thamrin mengungkap rahasia proses produksi Bobibos yang ia sebut sebagai hasil riset selama 10 tahun.

“Kita ingin bantu pemerintah capai net zero emission. Artinya, kita harus bisa menghadirkan bahan bakar rendah emisi dari sisi teknologi,” ujar Ikhlas.

“Yang kedua, bahan bakunya harus melimpah. Kita nggak perlu suruh masyarakat menanam bahan baku baru karena ini berbasis sawah. Sawah hasilkan padi, padi hasilkan beras, dan ujungnya jerami. Nah, jerami inilah yang kita kelola,” jelasnya.

Ikhlas mengatakan, jerami dipilih karena ketersediaannya luar biasa besar: lebih dari 50 juta ton per tahun di seluruh Indonesia. Dalam perhitungannya, satu hektare jerami dapat menghasilkan sekitar 3.000 liter Bobibos—cukup untuk menggantikan 1% impor BBM nasional jika diterapkan secara masif.

Lima Tahap Proses Pembuatan Bobibos

Ikhlas juga menguraikan proses pembuatan Bobibos yang terdiri dari lima tahap utama, seluruhnya dilakukan dengan mesin biokimia rancangan timnya sendiri:

1. Pengumpulan & Pengeringan

Jerami dikumpulkan langsung dari petani, lalu dikeringkan hingga kadar air di bawah 10%. “Tahap ini krusial. Kalau jeraminya basah, seluruh proses bisa gagal,” ungkap Ikhlas.

2. Pemecahan Struktur Organik

Jerami dimasukkan ke mesin ekstraktor dan dipecah dengan enzim biokimia. “Kami suntikkan serum khusus—resep rahasia—untuk ubah selulosa jadi gula sederhana,” katanya.

3. Fermentasi Biokimia

Gula difermentasi bakteri khusus dalam tangki anaerobik, menghasilkan etanol selulosa generasi kedua (cellulosic ethanol). “Proses ini paling panjang, 48–72 jam, tapi efisien: 1 ton jerami bisa hasilkan 300–400 liter etanol murni.”

4. Pemurnian & Distilasi

Etanol disaring dan didistilasi untuk mencapai kemurnian >99%, kemudian ditambah aditif nabati agar setara RON 98. “Kami pakai reverse osmosis, nol emisi CO₂. Lebih hijau dari bioetanol biasa,” ujar Ikhlas.

5. Pengemasan & Pengujian

BBM diuji di laboratorium independen sesuai standar SNI sebelum dikemas dalam botol dan drum industri. “Setiap batch uji oksidasi dan performa mesin. Minimal delapan bulan sebelum sertifikasi ESDM keluar.”

Dari Limbah Sawah Jadi Energi Nasional

Bobibos diproyeksikan dijual melalui BosMini SPBU mini dan jaringan industri kecil-menengah, dengan harga di bawah Pertalite (sekitar Rp10.000/liter).

Menurut Ikhlas, model bisnisnya justru memberdayakan petani. “Sawah jadi pusat pangan sekaligus energi. Petani bisa jual beras plus jerami, tambah penghasilan dua sampai tiga juta per hektare.”

Selain mengurangi impor BBM yang mencapai Rp500 triliun per tahun, Bobibos diklaim mampu menciptakan energi bersih yang ramah lingkungan dan mendukung agenda dekarbonisasi nasional.

Ikhlas menegaskan bahwa proyek ini bukan sekadar bisnis, melainkan gerakan menuju kemandirian energi nasional.

“Bobibos membuktikan Indonesia bisa mandiri energi dari limbah sawah. Ini bukan untuk untung semata, tapi demi rakyat,” tegasnya.

Di bagian lainnya, menanggapi keberadaan Bobibos. Meski menjanjikan, Bobibos disebut belum terverifikasi secara resmi.

Bobibos masih diharuskan menunggu sertifikasi penuh dari Kementerian ESDM agar bisa digunakan publik.

Dirjen Migas Laode Sulaeman menyebut proses pengujian bisa memakan waktu hingga delapan bulan. “Perlu uji mutu, izin edar, dan pengawasan distribusi agar sesuai standar nasional,” jelasnya.

Sumber: disway.id