1 tahun disway

PWNU Jatim dan Konsulat Tiongkok Siapkan Program Bersama untuk Pendidikan, Budaya, dan Ekonomi Rakyat

PWNU Jatim dan Konsulat Tiongkok Siapkan Program Bersama untuk Pendidikan, Budaya, dan Ekonomi Rakyat

Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur dan Konsulat Jenderal Republik Rakyat Tiongkok (RRT) di Surabaya siap menjalin kerja sama di berbagai bidang.-Dok. PWNU Jatim---

SURABAYA, DISWAYMALANG.ID–Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur dan Konsulat Jenderal Republik Rakyat Tiongkok (RRT) di Surabaya siap menjalin kerja sama di berbagai bidang, terutama di bidang pertukaran kebudayaan, pendidikan, dan ekonomi.

"Setelah berkunjung ke Tiongkok pada 26 Oktober hingga 1 November, kami diterima Konsul RRT di Surabaya Bapak Ye Su. Intinya, kami membahas kerja sama PWNU Jatim-RRT di berbagai bidang,” kata Ketua PWNU Jatim KH Kikin Abdul Hakim Mahfudz di Kantor PWNU Jatim, Surabaya, Rabu, 5 November 2025.

BACA JUGA:Prabowo Bakal Resmikan Pembangunan Pesantren Al Khoziny Sidoarjo pada 25 November!

Pengasuh Pesantren Tebuireng, Jombang itu menjelaskan, PWNU Jatim sangat tertarik mempelajari lebih lanjut tentang modernisasi yang dilakukan oleh RRT.

Kesempatan berkunjung ke Tiongkok dan bertemu Konsul Jenderal RRT di Surabaya diharapkan memberi manfaat bagi kedua pihak.

"Kami sangat menghargai kesempatan ini untuk mempererat hubungan antara PWNU Jatim dan RRT. Kami percaya bahwa kerja sama ini dapat membawa manfaat besar bagi masyarakat Jawa Timur dan Indonesia secara keseluruhan," ujar Kiai Kikin.

Sementara itu, Konsul Jenderal RRT untuk Surabaya Ye Su menyambut baik kunjungan delegasi PWNU Jatim ke Tiongkok dan Konsulat RRT di Surabaya.

"Kami siap untuk bekerja sama dengan PWNU Jatim dalam berbagai bidang, terutama dalam bidang pendidikan dan kebudayaan, sehingga menjadi langkah awal yang baik untuk hubungan di masa depan," katanya, sebagaimana dikutip Kiai Kikin.

BACA JUGA:Siswa yang Belum Ikut TKA Bisa Tes Susulan, Catat Tanggalnya!

Dalam kunjungannya ke Tiongkok bersama empat pengurus PWNU Jatim, Kiai Kikin mengatakan pihaknya juga berkesempatan mempererat komunikasi dan persahabatan antara muslim Indonesia dan Tiongkok, serta memperdalam pemahaman tentang modernisasi ala Tiongkok.

“Dari sudut pandang sosial, moderasi, toleransi dan kebudayaan, sebetulnya ada banyak persamaan dengan Indonesia. Dari beberapa korespondensi dengan Asosiasi Islam para Imam Masjid dan Muslim di Tiongkok, terlihat pemerintah mengakui kebebasan beragama,” katanya.

Menurutnya, koherensi kebebasan beragama antara Indonesia dan Tiongkok memiliki frekuensi yang sama.

BACA JUGA:Mau Investasi Cepat-Cermat di Kota Batu, Hadiri Pameran Perumahan dan Perizinan Ini

Umat beragama di kedua negara sama-sama diakui dan dilindungi oleh negara, serta menjunjung tinggi semangat patriotisme dalam menjaga kedaulatan bangsa.

“Hal yang sama juga dipedomani oleh NU ketika didirikan oleh Hadratussyekh KHM Hasyim Asy’ari yang juga mengedepankan konsep hubbul wathon minal iman (cinta tanah air sebagai bagian dari iman),” ujarnya.

Dalam pertemuan tersebut, Kiai Kikin didampingi oleh Wakil Rais Syuriah PWNU Jatim KH Abd Matin Djawahir, serta Prof Suparto Wijoyo dan Prof H Maskuri Bakri selaku Wakil Ketua PWNU Jatim.

Wakil Ketua PWNU Jatim Prof Suparto Wijoyo menambahkan, pada akhir kunjungan ke Tiongkok, 1 November 2025, delegasi sempat mengunjungi Canton Fair 2025, pameran produk tradisional yang menegaskan pentingnya pemberdayaan UMKM sebagai fondasi ekonomi kerakyatan.

BACA JUGA:9 Rekomendasi Wisata Mendaki Gunung di Jawa Timur bagi Pemula

“Kami juga sempat ke Makam Abu Waqqas di Masjid Huaisheng. Di sana kami diterima Imam Masjid Huaisheng, Imam Isa, yang menceritakan perjalanan sahabat Saad bin Abi Waqqas menyebarkan Islam ke Tiongkok,” ujarnya.

Dari kunjungan ke beberapa provinsi seperti Gansu (Lanzhou), Jiangsu (Nanjing), dan Guangdong (Guangzhou).

Prof Suparto menilai, ada kesamaan nilai dengan legacy Hadratussyekh KHM Hasyim Asy’ari, yaitu ikrar teologis dan kebangsaan, pendidikan adab, pesantren sebagai mercusuar peradaban, pemberdayaan masyarakat, serta sikap moderat dan toleran (Sunni).

BACA JUGA:East Java Heritage Expo 2025: Menyelami Kekayaan Warisan Budaya Jawa Timur di Malang

Sumber: harian.disway.id