Apple Gelontorkan Rp16 T untuk Gandeng Google, Demi Ciptakan Siri yang Lebih Cerdas
Apple mulai menuju era Apple Intelligence, dimulai dengan pembaruan Siri yang ditenagai AI Gemini milik Google. --9to5Mac--
JAKARTA, DISWAYMALANG.ID–Apple dikabarkan tengah menyiapkan gebrakan besar di dunia kecerdasan buatan. Setelah lama dianggap tertinggal dalam persaingan kecerdasan buatan (AI) global, Apple baru memulai langkahnya.
Melalui laporan Mark Gurman, perusahaan asal Cupertino itu dikabarkan akan menggelontorkan dana fantastis sekitar USD 1 miliar per tahun atau setara Rp16 triliun.
Dana sebesar itu adalah upaya Apple untuk menggandeng Google. Demi menghidupkan kembali asisten digitalnya, Siri. Langkah itu menjadi salah satu investasi paling mahal Apple di sektor AI. Bagi Apple, dana sebesar itu tak masalah. Demi reputasi.
Sebab, Apple dikenal sangat ketat soal privasi. Perusahaan itu jarang mengandalkan pihak ketiga untuk teknologi intinya.
Namun kali ini, demi mengejar ketertinggalan, mereka memilih jalan yang tak biasa. Yakni menyuntikkan otak AI Gemini ke dalam sistem Siri versi terbaru. Hasil kolaborasi itu akan diluncurkan tahun depan.
Dengan keunggulan yang dimiliki Gemini 2.5, Siri diharapkan Apple menjadi asisten digital yang lebih komperhensif. -Yuki Lawmura-bloomberg
Mengapa Apple rela mengeluarkan biaya sebesar itu? Jawabannya sederhana: karena Gemini jauh lebih canggih daripada model internal Apple saat ini.
Menurut laporan Bloomberg, versi khusus Gemini yang akan digunakan Siri memiliki sekitar 1,2 triliun parameter.
Angka yang jauh melampaui model AI Apple sendiri yang baru mencapai 150 miliar. Semakin besar parameter, semakin kompleks pola yang bisa dipahami mesin.
Dengan kemampuan sebesar itu, Gemini bisa memproses instruksi yang jauh lebih rumit dan kontekstual.
Misalnya, jika pengguna meminta Siri: “temukan jadwal rapat minggu depan yang tidak bentrok dengan jadwal anak sekolah.”
Maka Siri versi baru akan mampu menganalisis kalender, email, hingga catatan pengguna secara bersamaan. Kemudian memberikan jawaban yang sangat presisi.
Sebelumnya, permintaan seperti itu akan berakhir dengan kalimat klasik: “Saya menemukan ini di web.”
Namun, Apple menegaskan bahwa meski otak AI-nya berasal dari Google, privasi pengguna tetap jadi prioritas utama.
Melalui sistem Private Cloud Compute, data pribadi pengguna hanya akan diproses di dalam perangkat. Sementara tugas berat, seperti perencanaan, penarikan data besar, atau pemrosesan konteks global akan dijalankan oleh Gemini di server Apple.
Dengan cara itu, Apple tetap memegang kendali penuh atas data pengguna. Itu merupakan upaya Apple untuk menjaga citra eksklusifnya.
Sistem Pengolahan Data yang Berlapis
Siri baru tersebut nantinya akan memiliki tiga lapis sistem pengolahan data. Yaitu query planner, knowledge retriever, dan summarizer. Dua di antaranya, yakni planner dan summarizer akan dijalankan oleh Gemini.
Sistemisasi itu membuat Siri bukan sekadar asisten yang mengeksekusi perintah. Melainkan sebuah sistem yang mampu berpikir dalam konteks pengguna.
Misalnya, ketika diminta membuat rencana perjalanan, Siri bisa menggabungkan data cuaca, jadwal pribadi, hingga preferensi hotel yang pernah disukai pengguna sebelumnya.
Lebih jauh lagi, Siri akan mampu memahami konteks personal yang lebih dalam. Ia bisa menjawab pertanyaan seperti, “Buku apa yang Mama rekomendasikan bulan lalu?” atau “Kapan terakhir kali aku pesan kopi di kafe favorit?” Tanpa harus membuka satu per satu aplikasi.
Semua diproses dalam satu kesatuan ekosistem Apple yang kian terintegrasi. Meski begitu, Apple tampak enggan mengakui secara terbuka kolaborasinya dengan Google.
Seluruh branding akan tetap menggunakan nama Apple. Tidak akan ada tulisan ditenagai Gemini atau embel-embel kolaboratif lainnya.
Strategi itu mengingatkan pada langkah Samsung yang memperkenalkan fitur Galaxy AI.Yang diam-diam juga ditenagai Gemini.
Upaya Apple Untuk Mendorong Ekosistem Apple Intelligence
Dari sisi pengalaman pengguna, pembaruan itu bisa menjadi tonggak baru bagi Siri yang selama ini dianggap stagnan.
Setelah bertahun-tahun tertinggal dari Alexa, Cortana, dan terutama ChatGPT, kini Siri berpotensi menjadi asisten digital yang lebih manusiawi dan efisien.
Apple bahkan dikabarkan tengah menyiapkan perangkat smart home terbaru yang akan berfokus pada interaksi berbasis suara.
Dengan rencana besar itu, Apple tampaknya ingin kembali memimpin, meski harus meminjam tenaga dari rival lamanya.
Jika semua berjalan sesuai rencana, tahun 2026 bisa jadi momen kebangkitan bagi Siri. Dari sekadar asisten pencari web menjadi otak personal. Mampu memahami dan membantu kehidupan penggunanya dengan cara yang lebih alami dan kontekstual.
Sumber:
