1 tahun disway

Menelusuri Jejak Peradaban: 9 Candi di Malang Raya untuk Refleksi Hari Pahlawan

Menelusuri Jejak Peradaban: 9 Candi di Malang Raya untuk Refleksi Hari Pahlawan

Kecamatan Ampel Gading Ternyata Menyimpan Situs Berupa Candi Jawar Ombo, candi tersebut pertama kali ditemukan penduduk setempat tahun pada tahun 1983 dalam kondisi masih terpendam tanah.--Website resmi Malang Kabupaten

MALANGRAYA, DISWAYMALANG.ID-- Menyambut peringatan Hari Pahlawan 10 November, Malang Raya tak hanya menyimpan kisah perjuangan modern. Tetapi juga warisan kejayaan masa silam yang menjadi cikal bakal semangat kepahlawanan bangsa. Melalui peninggalan sejarah berupa candi, masyarakat dapat menelusuri nilai-nilai perjuangan dan keteguhan yang diwariskan oleh leluhur Nusantara.

Berikut sembilan candi di kawasan Malang Raya yang bisa menjadi destinasi refleksi sejarah dan budaya:

1. Candi Singosari (Candirenggo, Singosari, Kabupaten Malang)

Candi Singosari adalah candi Hindu-Buddha peninggalan bersejarah Kerajaan Singhasari abad ke-13 yang menjadi simbol kejayaan raja-raja Jawa. Candi ini dibangun untuk menghormati Raja Kertanegara yang mangkat pada tahun 1292. Bertepatan dengan waktu diadakannya upacara Sraddha, sebuah upacara untuk memperingati 12 tahun sesudah raja wafat pada tahun 1304 M, masa pemerintahan Raden Wijaya, Raja Majapahit I. 

BACA JUGA:40 Ide Caption untuk Peringatan Hari Pahlawan Nasional 10 November 2025

2. Candi Sumberawan (Toyomarto, Singosari)

Candi berbentuk stupa ini dipercaya sebagai tempat peribadatan umat Buddha pada masa Majapahit. Masyarakat sekitar sering menyebutnya Candi Sumber Rawan karena terletak di dekat telaga yang sangat bening airnya. Bangunan ini terbuat dari batu andesit, dengan karakteristik agama Budha, diperkirakan berasal dari abad ke-14 M atau permulaan abad ke-15 M.

Stupa Sumberawan ini merupakan stupa besar yang dibangun pada kaki bukit Gunung Arjuna dekat dengan suatu kolam irigasi. Berupa situs stupa yang dilengkapi dengan batur berbentuk segi empat dengan lapik (alas candi) berbentuk segi delapan dan landasan berbentuk bunga lotus (teratai merah). T

idak dilengkapi dengan bilik dan tidak  mempunyai tangga. Tidak ada hiasan maupun relief pada bangunan ini. Keberadaannya mencerminkan nilai spiritual dan kedamaian, dua hal penting yang turut membentuk karakter bangsa Indonesia. 

3. Candi Jago (Tumpang, Kabupaten Malang)

Candi Jago berasal dari kata "Jajaghu", didirikan pada masa Kerajaan Singhasari pada abad ke-13. Candi ini cukup unik, karena bagian atasnya hanya tersisa sebagian dan menurut cerita setempat hal tersebut disebabkan sambaran petir. Relief-relief Kunjarakarna dan Pancatantra dapat ditemui di candi ini. Candi ini mula-mula didirikan atas perintah Raja Kertanagara untuk menghormati ayahandanya, raja Wisnuwardhana, yang wafat pada tahun 1268. 

Candi Jago ditemukan oleh Belanda tahun 1834. Saat itu kondisi candi berada dalam keadaan rusak karena akar-akar pohon beringin besar yang tumbuh di dekat candi. Candi ini dipugar pada 1908 yang akhirnya menampilkan bentuk seperti yang bisa kita lihat pada saat ini. Reliefnya sarat kisah moral dan kepahlawanan dari epos kuno yang masih relevan dengan semangat perjuangan masa kini.

4. Candi Kidal (Rejokidal, Tumpang)

Salah satu candi tertua di Malang Raya, Candi Kidal adalah salah satu candi warisan dari Kerajaan Singasari atau Singhasari. Candi ini dibangun sebagai bentuk penghormatan atas jasa besar Anusapati, Raja kedua dari Singhasari, yang memerintah selama 20 tahun (1227-1248).

Sumber: info malang