Use Your Common Sense Day: Mengajak Kita Bernapas, Tenang, dan Berpikir Jernih di Era Badai Informasi
Ilustrasi cara otak mengolah pikiran menggunakan logika dan akal sehat.--getty images
MALANG, DISWAYMALANG.ID -- Setiap tanggal 4 November diperingati sebagai Use Your CommonSense Day atau Hari Gunakan Akal Sehat. Peringatan ini menjadi pengingat global untuk kembali melatih nalar jernih. Serta mengambil keputusan secara rasional, tidak larut dalam tekanan mental dan arus informasi yang kian masif.
Di era digital saat ini, masyarakat menghadapi paparan informasi yang tidak putus, mulai berita media, media sosial, konten hiburan, hingga percakapan digital.
Banjir informasi tersebut, yang dikenal sebagai infodemic. Tidak jarang memicu kecemasan, stres, hingga menurunnya kemampuan masyarakat untuk berpikir logis dan kritis.
BACA JUGA:Malang Raya Didorong Jadi Destinasi Health Tourism Internasional, MHTB Langsung Lobi Kemenparekraf
Fenomena ini bahkan telah disoroti oleh UNESCO dan WHO sebagai salah satu tantangan kesehatan mental dan sosial terbesar dunia modern. Informasi yang salah, bias kognitif, dan ledakan opini yang tak terverifikasi.
Hal tersebut berpotensi mengganggu pengambilan keputusan sehari-hari, mulai dari aspek kesehatan, ekonomi, pendidikan, hingga hubungan sosial.
Peringatan hari ini terinspirasi dari ulang tahun Will Rogers, seorang komedian dan komentator sosial Amerika pada awal abad ke-20. Dia terkenal dengan kutipannya tentang nalar sederhana dan realitas sosial.
Ia pernah berkata, “Common sense ain't common.” (akal sehat itu tidaklah umum.)
Ungkapan tersebut semakin relevan pada era saat viralitas kerap menang atas kebenaran, dan emosi sering mendominasi logika publik.
BACA JUGA:Mencari Ketenangan di Tepi Sungai: 9 Manfaat Memancing bagi Kesehatan Mental
Para pakar psikologi komunikasi di Indonesia, dalam berbagai kesempatan penelitian terkait persepsi publik, menyebutkan, penggunaan akal sehat berhubungan erat dengan kemampuan:
- Mengidentifikasi informasi valid
- Mengelola emosi dalam pengambilan keputusan
- Menghindari manipulasi sosial dan propaganda digital
- Menjaga kesehatan mental dari tekanan opini dan tren
- Mengambil langkah rasional di tengah situasi krisis
Di ruang digital, algoritma media sosial turut memperkuat bias melalui echo chamber. Sebuah lingkungan digital yang hanya memperlihatkan konten sesuai preferensi pengguna. Sehingga mempersempit sudut pandang dan melunturkan objektivitas.
Generasi muda menjadi kelompok paling terpapar oleh informasi cepat serta tuntutan produktivitas. Jika tidak diimbangi dengan kemampuan nalar sehat, risiko overthinking, stres, hingga decision fatigue akan semakin besar.
Sumber: world health organization (who)
