1 tahun disway

16 Oktober Hari Parlemen Nasional, Moment Instropeksi terhadap Fungsi Utama sebagai Wakil Rakyat

16 Oktober Hari Parlemen Nasional, Moment Instropeksi terhadap Fungsi Utama sebagai Wakil Rakyat

--

MALANG, DISWAYMALANH.ID - Setiap tanggal 16 Oktober, bangsa Indonesia memperingati Hari Parlemen Nasional. Ini merupakan momen penting untuk mengenang perjalanan panjang lembaga legislatif dalam memperjuangkan aspirasi rakyat. 

Di balik hiruk-pikuk dinamika politik serta perdebatan yang sering kali mewarnai ruang sidang, Hari Parlemen menjadi salah satu pengingat. Khususnya, pengingat bahwa demokrasi terlahir dari proses yang panjang, perjuangan, dan dedikasi oleh banyak tokoh bangsa.

Terlebih pada tahun ini. Kita tahu pada tahun ini, banyak sorotan tajam lebih ke besarnya nilai tunjangan yang diterima para anggota DPR maupun DPRD, daripada soal dedikasi. Juga, ucapan dan tindakan yang dinilai tidak memperhatikan kepentingan rakyat.

Karena, momen hari parlemen ini, bisa jadi pemicu untuk instropeksi menuju ke perbaikan dalam hal dedikasi dan pelaksanaan tugas dan peran setiap anggota parlemen.

Sejarah Hari Parlemen

Sejarah Hari Parlemen Indonesia berakar pada terbentuknya Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) pada tahun 1945. Tak lama setelah Proklamasi Kemerdekaan. 

KNIP berperan sebagai cikal bakal parlemen di Indonesia dengan lembaga yang menjadi penyeimbang antara kekuasaan eksekutif. Dan, tempat rakyat menyalurkan suaranya dalam kebijakan negara. 

Sejak saat itu, fungsi parlemen terus berkembang. Mulai dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) hingga lahirnya lembaga baru seperti Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Fungsi ini memperkuat sistem perwakilan daerah dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Hari Parlemen bukan sekadar peringatan seremonial. Tetapi juga sebuah momentum refleksi bagi seluruh elemen bangsa tentang arti penting transparansi, tanggung jawab, dan partisipasi rakyat dalam proses bernegara. 

BACA JUGA:Ketua DPRD Kabupaten Malang Ajak Refleksikan Makna Hari Parlemen dengan Wujudkan Parlemen yang Aspiratif

Nah, di era modern seperti sekarang ini, parlemen tidak lagi menjadi ruang tertutup bagi segelintir elit politik. Namun sebaliknya, parlemen telah dituntut untuk lebih terbuka, inovatif, dan dekat dengan masyarakat.

Hal ini juga termasuk dalam memanfaatkan teknologi digital untuk menyerap aspirasi publik secara cepat dan akurat. Di sisi lain, Hari Parlemen juga menjadi ajakan bagi generasi muda untuk tidak apatis terhadap politik. 

Sebab, dari sanalah kebijakan yaang menyangkut masa depan bangsa lahir. Keterlibatan anak muda dalam pengawasan, kritik konstruktif, dan partisipasi aktif menjadi kunci agar parlemen benar-benar bekerja untuk rakyat, bukan sekadar simbol kekuasaan.

Dengan semangat reformasi dan cita-cita demokrasi yang terus hidup, Hari Parlemen Indonesia mengingatkan setiap orang bahwa kekuasaan sejati berada di tangan rakyat. 

Parlemen hanyalah alat untuk memastikan suara itu didengar, dijaga, dan diwujudkan dalam kebijakan yang menyejahterakan seluruh bangsa. Karena pada akhirnya, parlemen yang kuat adalah cermin dari rakyat yang sadar, kritis, dan peduli terhadap masa depan negerinya.

Sumber: rbrtv