1 tahun disway

9 Fakta Unik Kota Batu, Jawa Timur: Swiss Kecil di Pulau Jawa yang Selalu Bikin Rindu

9 Fakta Unik Kota Batu, Jawa Timur: Swiss Kecil di Pulau Jawa yang Selalu Bikin Rindu

Alun-alun Kota Batu yang terlihat sangat asri dan nyaman untuk dinikmati bersama keluarga bahkan orang terdekat--Pinterest : Dongeng Anak Nusantara

BATU, DISWAYMALANG.ID--Di ketinggian pegunungan Jawa Timur, ada sebuah kota kecil yang selalu berhasil membuat siapa pun ingin kembali. Kota Batu, dengan udara sejuknya dan lanskap pegunungan yang melingkari setiap sudutnya, menjadi tempat di mana waktu seolah berjalan sedikit lebih lambat.

Di balik keramaian wisata dan deretan taman hiburan modern, Batu menyimpan segudang kisah unik —tentang sejarah, budaya, hingga pesonanya sebagai kota agropolitan.

Banyak orang mengenal Batu sebagai kota wisata, tetapi tidak semua tahu bahwa kota ini menyimpan fakta-fakta menarik yang membuatnya berbeda dari kota lain di Indonesia.

Inilah 9 fakta unik Kota Batu, Jawa Timur, yang mungkin membuatmu melihat kota ini dengan cara yang baru.

1. “Swiss Kecil" di Pulau Jawa

Berada di ketinggian 700–1.700 mdpl, Batu memiliki suhu harian 16–22°C. Kota Batu memiliki dataran tinggi dengan udara sejuk dan pemandangan alam yang indah, sehingga para penjajah Belanda menyamakannya dengan Swiss. Julukan ini dikenal dalam bahasa Belanda sebagai "De Kleine Switzerland" yang berarti "Swiss Kecil".

2. Kota Termuda di Jawa Timur (Otonom sejak 2001)

Resmi menjadi kota otonom sejak 17 Oktober 2001, Batu menjadi salah satu kota termuda di Jawa Timur. Meski demikian, perkembangan wisatanya sangat cepat dan kini menjadi motor ekonomi utama kawasan Malang Raya.

Sebelumnya, Batu merupakan kota termuda di Indonesia. Namun sejak 2017, status kota termuda di Indonesia digantikan oleh Kota Bandar Jaya di Lampung Tengah, yang diresmikan pada 17 Januari 2017.

3. Julukan “Kota Apel” yang Melegenda

Apel Manalagi, Rome Beauty, hingga Ana menjadi ikon khas kota ini. Kebun apel tersebar di berbagai desa, menjadikan Batu sebagai salah satu pusat apel terbesar di Indonesia.

Sejak tahun 1950-an, perkebunan apel mulai berkembang pesat dan menjadi komoditas utama di wilayah Batu. Kota Batu menjadi salah satu pusat produksi apel yang signifikan di Jawa Timur, menghasilkan jutaan ton buah apel setiap tahunnya.

Karena produksi apel yang melimpah, banyak petani mulai membuka kebun mereka untuk wisata petik apel, yang kini menjadi salah satu daya tarik utama pariwisata di Batu. Selain apel, Batu juga menghasilkan beragam produk pertanian lainnya seperti sayuran, stroberi, kentang, dan ketela.

4. Kota Wisata Paling Lengkap di Jawa Timur

Batu dikenal sebagai destinasi wisata keluarga dengan atraksi lengkap: Jatim Park, Museum Angkut, Batu Night Spectacular, hingga wisata alam seperti Air Terjun Coban Rondo, Coban Rais, Eco Green Park yang edukatif, dan kebun bunga di Batu Flower Garden.

Ada juga Desa Wisata Sidomulyo, destinasi wisata bunga dan agroindustri yang terkenal karena budidaya tanaman hiasnya, terutama mawar, yang telah dilakukan sejak zaman Belanda.

Di Kota Batu juga terdapat wisata Paralayang. Bukit Banyak menawarkan panorama Kota Batu dari ketinggian melalui olahraga paralayang.

5. Kota Sepi, Tapi Ramai Wisatawan

Menariknya, jumlah penduduk Kota Batu terbilang kecil dibandingkan kepadatan wisata yang datang tiap akhir pekan. Kota ini tetap terasa tenang meski dikelilingi tempat wisata populer. Data 2024, jumlah penduduk Kota Batu 223,6 ribu jiwa.

Sementara jumlah kunjungan wisatawan di Kota Batu sejak awal Januari hingga 17 November 2025 tercatat 4.607.546 orang. Menurun dari 2024 sebanyak 10,87 juta. Namun, Dinas Pariwisata Kota Batu optimistis angka kunjungan wisatawan akan meningkat tajam pada momen libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.

6. Perpaduan Agropolitan dan Pariwisata

Selain menjadi kota wisata, Batu juga punya peran penting sebagai penghasil sayur-mayur dan produk hortikultura. Dua sektor ini berjalan berdampingan dan menjadi identitas kota.

Kota Batu sedang dalam proses mempersiapkan diri untuk didaftarkan sebagai "Kota Gastronomi" (City of Gastronomy) ke jaringan UNESCO Creative Cities Network (UCCN) pada tahun 2027.

Gastronomi adalah seni menyiapkan hidangan yang lezat, yang juga mencakup ilmu pengetahuan, filosofi, aspek sosial-budaya, dan antropologi tentang makanan.

7. Jejak Sejarah Sejak Abad ke-10

Sumber: bpk jatim