1 tahun disway

Diskusi Lintas Agama di UM Perkuat Nilai Toleransi dan Inklusi di Kampus

Diskusi Lintas Agama di UM Perkuat Nilai Toleransi dan Inklusi di Kampus

Forum ini menjadi bagian dari program Forum Keluarga Mahasiswa Lintas Agama dan Kepercayaan untuk membangun ruang saling belajar secara terbuka-Istimewa-um.ac.id

MALANG, DISWAYMALANG.ID – Universitas Negeri Malang (UM) melalui UPT Laboratorium Pendidikan Agama (LPA) mengadakan diskusi lintas agama bertema “Pacaran dan Proses Menuju Pernikahan Perspektif Agama-Agama” pada Jumat (25/4). Kegiatan ini berlangsung di Graha Rektorat Lantai 5 UM dan menghadirkan mahasiswa dari berbagai organisasi keagamaan sebagai narasumber sekaligus peserta.

Forum ini merupakan bagian dari program Forum Keluarga Mahasiswa Lintas Agama dan Kepercayaan. Lima narasumber yang mewakili unit kegiatan mahasiswa (UKM) keagamaan di UM turut hadir, yakni:

  • David Christia (Keluarga Mahasiswa Buddha)
  • Gabriella Makunimau (Ikatan Mahasiswa Kristen UM)
  • Dwi Candra Loka (Keluarga Mahasiswa Hindu Dharma)
  • Ainur Rahman (Al-Qur’an Study Club)
  • Berlindis Beribin (Ikatan Keluarga Katolik)

Meningkatkan Toleransi dan Pemahaman Antarumat Beragama

Dr. Achmad Sultoni, S.Ag., M.Pd.I., Kepala UPT LPA UM, menjelaskan bahwa tujuan kegiatan ini adalah untuk mempererat hubungan antarumat beragama serta meningkatkan pemahaman dan toleransi di lingkungan kampus.

“Tingkat toleransi paling dasar adalah saling menghormati. Namun, tingkat berikutnya adalah saling memahami keyakinan masing-masing agar tidak timbul prasangka,” ungkap Dr. Sultoni.

Topik tentang pacaran dan pernikahan dipilih karena erat kaitannya dengan kehidupan mahasiswa, khususnya dalam memahami batasan hubungan antar lawan jenis dan nilai-nilai pernikahan dari berbagai perspektif agama.

Selain itu, forum ini juga bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan diri mahasiswa dalam berbicara di ruang publik. Diskusi ini merupakan seri pertama dari empat rangkaian kegiatan sepanjang tahun 2025, dengan tema-tema yang dirancang bersama dosen dan mahasiswa.

Ruang Belajar Terbuka, Bukan Mencampuradukkan Ajaran

Dr. Sultoni menegaskan bahwa kegiatan ini bukan bertujuan untuk mencampuradukkan ajaran agama, melainkan menciptakan ruang terbuka untuk belajar satu sama lain.

“Ketika mereka memahami aturan dalam agama temannya, mereka bisa saling menghormati dan menghindari pelanggaran secara tidak sengaja,” tambahnya.

Mendukung SDGs dan Membangun Jejaring Lintas Iman

Kegiatan ini juga mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya:

  • Poin 4: Pendidikan Berkualitas
  • Poin 16: Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Kuat

Forum ini diharapkan menjadi wadah memperluas wawasan, membangun jejaring lintas iman, dan memperkuat nilai-nilai inklusif di lingkungan kampus UM. (*)

Sumber: um.ac.id