Dokumenter Stan Lee Pendiri Marvel: Sisi Lain Industri Film yang Jadi Pembelajaran untuk Indonesia

Stan Lee Pionir Marvel-Wikipedia-
Dokumenter ini menunjukkan bagaimana Lee menjadi objek manipulasi, diatur oleh orang-orang yang hanya peduli pada keuntungan pribadi. Tanpa kontrol atas kehidupannya sendiri, ia terus dipaksa bekerja hingga akhir hayatnya. Hal ini menjadi teguran keras bagi tokoh film di Indonesia terkait kontrol dan abuse di industri.
8. Jon Bolerjack: Dari Penggemar Jadi Sahabat
Bolerjack awalnya hanya seorang penggemar yang ingin membuat reality show tentang Lee. Namun, perjalanannya berubah saat ia menyaksikan bagaimana ikon komik ini diperlakukan. Ia pun berusaha membantu, meski akhirnya ia mengakui telah melanggar aturan utama dalam dunia dokumenter: tidak boleh terlalu dekat dengan subjek. “Aku melihatnya sebagai keluarga. Aku ingin melindunginya,” ujar Bolerjack.
Seiring waktu, hubungan ini semakin dalam. Bolerjack menjadi saksi bagaimana Lee mengalami kelelahan luar biasa, tetapi tetap dipaksa untuk bekerja tanpa henti. Dokumenter ini adalah bentuk perlawanan atas ketidakadilan yang dialami sang legenda.
9. Akhir yang "Tidak Seharusnya"?
Stan Lee adalah simbol kreativitas, keabadian, dan semangat pantang menyerah. Namun, di balik senyumnya yang khas, ada kisah pilu yang patut menjadi pelajaran. Dokumenter ini membuka mata kita bahwa meskipun kita mencintai seorang tokoh, kita tak selalu tahu apa yang sebenarnya terjadi di balik layar
Kini, pertanyaannya: apakah kita akan membiarkan hal ini terjadi lagi kepada legenda berikutnya, khususnya tokoh-tokoh film besar di Indonesia?
Jadikan dokumenter ini sebagai pembelajaran nantinya di film Indonesia, bahwa suatu industri perfilman yang berjaya, juga harus tetap memperhatikan aspek kemanusiaan di dalamnya!
Sumber: the hollywood reporter