Rintis Bisnis Laundry Sepatu Antarkan Mahasiswa UMM Ini Lulus dengan Bebas Skripsi

Rafidhan Azmifalah Nurizqi di salah satu outlet bisnis laundry sepatu miliknya--Humas UMM
MALANG, DISWAYMALANG.ID-- Salah satu wisudawan terbaik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang diwisuda akhir Februari lalu mencuri perhatian dengan pencapaiannya. Ia adalah Rafidhan Azmifalah Nurizqi, mahasiswa Program Studi (Prodi) Agribisnis yang berhasil menorehkan prestasi gemilang.
Menariknya, capaian akademik berupa bisa lulus kuliah dalam waktu singkat ini merupakan ganjaran atas suksesnya berwirausaha. Rafidhan dinilai sukses merintis bisnis.
Prodi Agribisnis menghargai usahanya dalam merintis bisnis hingga berkembang dengan reward berupa konversi sukses bisnisnya itu dengan bebas skripsi.
Ada dua hal yang membuat Rafidhan mendapat reward konversi bebas skripsi. Yang pertama, karena bisnis yang dia rintis itu terpilih mendapat pendanaan Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (nama kementerian waktu itu). Yang kedua, Rafidhan termasuk mahasiswa yang lolos di ajang Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia (KMI) 2024 yang diselenggarakan di Universitas Halu Oleo Oktober tahun lalu.
Tanpa harus menulis skripsi. Rafidhan pun bisa menyelesaikan kuliahnya dalam.waktu 3,5 tahun. Dia pun termasuk dalam salah satu penerima gelar wisudawan terbaik dalam.wisuda UMM akhir Februari.lalu.
Yang.menarik, bisnis yang mengantarkannya dapat reward itu, tidak terkait dengan bidang kuliahnya di Agribisns. Alumnus UMM asal Pandaan, Pasuruan ini sukses membangun bisnis laundry sepatu bernama “Semakinbersih” sejak 2021, yang kini memiliki omset mencapai Rp20 juta per bulan, dan telah berkembang dengan dua cabang di Pandaan dan Malang.
Rafidhan, salah satu mahasiswa Agrobisnis UMM yang mendapat reward konversi bebas skripsi--
Strategi Jemput Bola
Awal mula rintisan bisnisnya, bermula dari pengamatan Rafidhan yang memperhatikan minimnya layanan laundry sepatu di daerahnya. Ia pun terinspirasi untuk membuka bisnis cuci sepatu. Dengan tujuan membantu orang merawat sepatu kesayangan, ia pun mulai merintis usahanya dari nol.
“Saya melihat peluang ini karena di Pandaan tidak ada yang menyediakan layanan laundry sepatu. Akhirnya, saya ambil langkah untuk membuka bisnis ini,” ujarnya.
Dengan keterbatasan modal, ia memulai usahanya dengan strategi jemput bola, mendatangi rumah pelanggan untuk mengambil sepatu.
Namun, bukan berarti bisnis rintisan ini langsung lancar. Rafidhan menghadapi berbagai rintangan dalam menjalankan usahanya.
“Tantangan terbesar saya adalah mengedukasi masyarakat tentang pentingnya merawat sepatu. Banyak masyarakat yang belum tahu bahwa sepatu juga butuh perawatan khusus agar tetap awet dan nyaman digunakan,” ungkapnya.
Meski menghadapi tantangan, ia tidak menyerah. Justru, ia terus berinovasi dan meningkatkan kualitas layanan di tokonya. Salah satu kunci keberhasilannya adalah dengan mengelola keuangan secara lebih profesional, memisahkan antara dana bisnis dan keuangan pribadi.
Ia menggunakan ATM terpisah untuk setiap usahanya, sehingga arus keuangan dapat dipantau dengan lebih jelas. Keuntungan dari bisnis laundry pun tidak langsung digunakan untuk kepentingan pribadi, melainkan diinvestasikan kembali, baik untuk membeli peralatan profesional maupun memperluas usahanya dengan membuka cabang baru.
Dapat Pendanaan
Sumber: