Batik Sujo Pameran di MCC, Kesempatan Belanja Batik Motif Alam
Salah Satu Kain Batik di Pameran--
KOTA MALANG, DISWAY MALANG.COM - Keterlibatan Universitas Negeri Malang dalam pemberdayaan pegiat kerajinan atau para perajin terus ditunjukkan dengan aksi nyata. Terbaru, para mahasiswa UM yang tergabung dalam Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Sanggar Minat mengadakan pameran khusus tentang batik Sujo, yang dikemas dengan tajuk Batik Ecosystem Exhebition (Basystion), 17-18 September 2024 di Gedung Malang Creative Center (MCC), Blimbing, Kota Malang.
Ketua PPK Ormawa Dinda Cahya mengatakan, tujuan besar digelar Basyston ini adalah mengembangkan desa wisata batik. Utamanya, menunjukkan keunggulan karya para perajin batik desa Sumberejo yang memproduksi batik Sujo. "Kami cuma sebagai pendukung. Setengah dari produk yang kami tampilkan adalah produk perajin Sumberejo," katanya.
Batik Sujo sendiri adalah batik yang dihasilkan oleh para perajin batik di Desa Sumberejo, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Malang. Nama Sujo berasal dari kata Sumberejo, menunjukkan identitas asal batik tersebut, dari desa di kawasan selatan Malang itu.
Keunikan batik Sujo ada pada motifnya yang mengambil inspirasi dari alam yang ada di Desa Sumberejo. Seperti pisang, kelapa, tebu, nangka, bahkan motif yang mengacu kepada acara tradisional seperti manten kucing. Untuk teknik produksinya, juga beragam. Ada yang menggunakan teknik eco print, cetak, hingga batik tulis.
Sri Hariyanti, salah satu perajin batik di Sumberejo menceritakan awal mula Batik Sujo. Menurut dia, awalnya batik itu diproduksi oleh warga desa secara terbatas. Hanya ada delapan perajin.
“Pada awalnya (warga) desa sendiri yang memakai dan membeli. Lama-lama, masuk ke sekolah TK. Mereka memesan seragam batik setiap tahunnya," paparnya.
Adalah UM yang sejak awal memang terlibat dalam pengembangan batik Sujo. Berdasarkan riset Disway Malang, awalnya adalah mahasiswa KKN dari UM itu sejak tahun 2019 ikut membantu para perajin batik Sujo dengan memperkaya motif dan juga branding.
Keterlibatan UM dalam membina para perajin batik Sujo, makin intens dengan rutin memberagkatkan para mahasiswa KKN yang setiap tahun bergiliran datang ke Sumberejo. Selain itu para dosen UM juga menjadikan Sumberejo sebagai salah satu sasaran kegiatan pengabdian masyarakat mereka. Mahasiswa dan dosen UM pun terlibat dalam membantu para peraji membuat buku panduan batik Sujo yang menyangkut filosopi, arti motif dan juga alat-alat yang digunakan dalam produksi batik Sujo. Serta, memberi pelatihan dan mendampingi menciptakan motif dan proses produksi untuk meningkatkan nilai jual batik Sujo.
Ibu-Ibu PKK dari Desa Sumberejo--
Saat ini, menurut Sri Hariyanti, kisaran harga batik bisa dari Rp 100.000 hingga Rp. 250.000. Tergantung jenis batik serta teknik yang dipakai. Harga yang mulai melejit pun membuktikan bahwa batik Sujo sudah semakin terus berkembang dan terus dipamerkan di tiap acara kegiatan. "Sudah ada ribuan (kain batik) yang kami pamerkan di berbagai kegiatan," kata Sri Hariyanti lagi.
Selain memamerkan Batik Sujo, PPK Ormawa juga mengundang salah satu perancang busana Adibah Bahrak, pemilik dari Adibahrak's Fashion Studio. Adibahrak's Fashion Studio sendiri dikenal sebagai salah satu pelaku usaha busana untuk pernikahan. Brand ini dikenal dengan temanya yaitu modest wedding.
--
Dalam pameran itu, Adibah mengajarkan salah satu teknik pembuatan busana, yaitu teknik draping. Dengan teknik ini, perajin atau penjahit busana tidak perlu memotong kain dan menggambar pola untuk membuat busana. Cukup hanya dengan melilit kain di manekin sehingga menimbulkan struktur timbul di busana.
Para peserta pun diberi peraga manekin kecil untuk mempraktekkan bersama teknik draping. Tak pelak, ini membuat Basystion pun makin heboh, dengan keriuhan peserta yang mempraktikkan panduan dari Adibah ini. (*)
Sumber: