Gen Alfa Bakal Makin Digital! Coding dan AI Resmi Jadi Mata Pelajaran di Sekolah

3. Coding dan AI Masuk Kurikulum Berawal dari Usulan Wapres

Gagasan untuk memasukkan coding dan kecerdasan buatan ke dalam kurikulum sekolah awalnya disampaikan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, Gibran Rakabuming Raka. 

Ia mengusulkan agar siswa tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) mulai diperkenalkan dengan pelajaran coding sebagai bagian dari persiapan menuju era digital.

Menurut Gibran, memasukkan coding dalam kurikulum sekolah adalah langkah penting dalam mendukung visi Indonesia Emas. Dengan memiliki keterampilan coding dan teknologi, generasi muda Indonesia dapat bersaing di tingkat global.

“Jangan sampai kita kalah dari India. Untuk mencapai Indonesia Emas, kita membutuhkan generasi emas yang unggul dalam berbagai bidang, termasuk coding, AI, dan machine learning,” ujar Gibran dalam Rapat Koordinasi Evaluasi Kebijakan Pendidikan yang digelar pada November 2024.

Mata pelajaran coding dan AI rencananya akan diajarkan kepada siswa SD kelas atas (kelas 4, 5, dan 6) serta SMP. Namun, tidak semua sekolah akan langsung menerapkannya. 

Hanya sekolah yang memiliki kesiapan, baik dari segi akses internet maupun fasilitas pendukung lainnya, yang akan menyediakan mata pelajaran ini.

4. Kemkomdigi Akan Membantu Penyusunan Kurikulum

Agar penerapan coding dan AI berjalan efektif, Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) akan turut serta dalam merancang kurikulum. Bersama dengan Kemendikdasmen, Kemkomdigi akan menyusun kurikulum coding yang aplikatif dan mudah dipahami oleh siswa.

Diharapkan, dengan adanya kolaborasi antara kedua kementerian ini, mata pelajaran coding dan AI dapat diimplementasikan dengan baik dan benar, sehingga menghasilkan lulusan yang siap menghadapi tantangan di dunia digital.

Ditetapkannya coding dan kecerdasan buatan sebagai mata pelajaran pilihan di sekolah merupakan langkah besar dalam mempersiapkan generasi emas Indonesia. 

Dengan perkembangan teknologi yang semakin cepat, keterampilan digital menjadi kebutuhan utama bagi siswa agar dapat bersaing di masa depan. 

Melalui kebijakan ini, diharapkan anak-anak Indonesia tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga mampu menciptakan solusi inovatif yang berdampak positif bagi masyarakat luas.

 

Sumber: popmama.com