Kepala Sering Nyut-Nyut? Atasi dengan Pola Hidup Sehat dan Pikiran Positif
Ilustrasi tensien headache (THA) atau sakit kepala akibat tegang--istockphoto/yodiyim
LOWOKWARU, DISWAYMALANG.ID—Pernah merasa kepala seperti terikat erat, seolah ada beban yang menekan kedua sisi kepala? Itu bisa jadi tanda Anda mengalami tension headache (THA) atau sakit kepala akibat tegang.
Meski sering dianggap sepele, kondisi ini dapat mengganggu produktivitas, merusak suasana hati, dan menurunkan kualitas hidup. Jangan anggap remeh, karena gangguan ini bisa menjadi penghalang besar dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
Perbedaan THA dengan Migrain
Dilansir dari laman um.ac.id, dr. Farid Eka Wahyu Endarto, dari Klinik Pratama UM, menjelaskan bahwa THA berbeda dengan migrain yang sering disertai mual atau kepekaan terhadap cahaya.
THA ditandai dengan nyeri ringan hingga sedang di kedua sisi kepala yang tidak memburuk saat Anda beraktivitas fisik. Berdasarkan frekuensinya, THA terbagi menjadi dua jenis:
• Episodik: Nyeri terjadi kurang dari 15 hari dalam satu bulan.
• Kronis: Nyeri berlangsung lebih dari 15 hari per bulan selama lebih dari tiga bulan berturut-turut.
Penyebab dan Faktor Pemicu THA
Ketegangan otot, stres berlebihan, dan postur tubuh yang buruk adalah pemicu utama THA. Mereka yang sering bekerja di depan komputer tanpa jeda atau menghadapi tekanan akademik berisiko tinggi mengalami kondisi ini.
“Ketika seseorang stres, otot-otot di leher, bahu, dan kepala sering mengalami kontraksi, menyebabkan rasa sakit yang berkepanjangan,” ungkap dr. Aulia Ramadhani, seorang dokter ahli saraf.
Untuk memastikan diagnosis, dokter biasanya akan melihat riwayat medis pasien dan melakukan pemeriksaan fisik. Langkah ini penting untuk membedakan THA dari jenis sakit kepala lain, seperti migrain atau cluster headache.
Cara Efektif Mengatasi THA
Mengelola THA memerlukan pendekatan yang menyeluruh. Menurut dr. Farid Eka Wahyu Endart ada beberapa metode yang efektif, sebagaimana berikut ini:
1. Teknik Relaksasi: Melakukan meditasi, yoga, atau pernapasan dalam untuk meredakan stres.
Sumber: um.ac.id