Program MBG di Kabupaten Malang Dimulai di Sepuluh Sekolah, di Kota Malang Belum
Pendistribusian Makan Bergizi Gratis (MBG) di TK Kartika IV-12, Kepanjen, Kabupaten Malang pada Senin (6/1/25) --metrotvnews.com/Daviq Umar Al Faruq
LOWOKWARU, DISWAYMALANG.ID—Kabupaten Malang akhirnya termasuk daerah yang ikut memulai pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Senin (6/1). Meski untuk hari pertama ini hanya dilaksanakan di sepuluh sekolah.
Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kepanjen memulai distribusi Makan Bergizi Gratis (MBG) ke sepuluh sekolah tersebut. Sebanyak 3.000 porsi makanan didistribusikan di hari pertama, mencakup PAUD, TK, SD, SMP, hingga SMA.
Kepala TK Kartika IV-12 Kepanjen Khoiriatul Aini menyambut positif program ini yang dinilai mampu memenuhi kebutuhan gizi siswa.
"Saya mengucapkan terima kasih kepada Pak Presiden, Pak Prabowo, dan Wakil Presiden. Anak-anak bisa memenuhi kebutuhan gizinya setiap hari," ucapnya, dilansir dari metrotvnews.com pada Senin (6/1/2025).
Aini juga menilai menu MBG yang terdiri atas nasi, daging, sayur, buah, dan susu telah memenuhi standar gizi empat sehat lima sempurna. Meski demikian, ia mengusulkan variasi menu untuk memenuhi preferensi anak-anak.
"Harapannya program ini terus berjalan sehingga sekolah kami bisa menjamin kebutuhan gizi anak-anak," tambahnya.
BACA JUGA:Program Makan Bergizi Gratis Nasional Dimulai Hari Ini
Pemerintah Kabupaten Malang optimistis telah merealisasikan program makanan gratis bagi 10.000 warga dengan memanfaatkan potensi lokal.
Wakil Bupati Malang Didik Gatot Subroto menegaskan bahwa kesiapan sumber daya alam menjadi faktor kunci keberhasilan program ini. "Kabupaten Malang memiliki potensi besar. Susu dari peternakan sapi perah di Ngajum dan Bantur melimpah. Begitu juga sayur-mayur dari Malang Barat dan Timur, serta ketersediaan beras di berbagai wilayah," ujar Didik, dikutip dari rri.co.id pada Senin (6/1/2025).
Program ini telah melalui tahap uji coba di sebelas kecamatan. Meski masih ada kekurangan, Didik optimistis sinergi antara pemerintah dan masyarakat dapat menyempurnakan pelaksanaannya.
"Program ini bukan untuk dipolitisasi, tetapi harus berjalan dengan baik. Jika berhasil, petani, peternak, dan pelaku usaha akan terdampak positif, serta perekonomian masyarakat akan bergerak," jelasnya.
Wabup Didik juga mengusulkan pengelolaan sisa makanan dari program ini agar dapat dimanfaatkan lebih lanjut. Sekolah-sekolah di Kabupaten Malang diharapkan menggunakan limbah makanan untuk budidaya ikan sebagai sarana pembelajaran.
"Jika ini dijalankan dengan baik, hasilnya bisa dimanfaatkan kembali untuk mendukung program makanan gratis," jelasnya.
Di Kabupaten Malang, empat SPPG menjadi dapur utama program MBG, yakni SPPG Kepanjen, Yayasan Al Maarif Bululawang, Yayasan Annur 1 Bululawang, dan Yayasan Pendidikan Soepraoen Malang.
Sumber: rri.co.id