Kolab Mahasiswa Lintas Negara, Mahasiswa UMM Juara Kompetisi AI

Kolab Mahasiswa Lintas Negara, Mahasiswa UMM Juara Kompetisi AI

ICC 2024--komunikasi.umm.ac.id

TEGALGONDO, DISWAYMALANG.ID-- 

LOWOKWARU, DISWAYMALANG.ID-- Mahasiswa Program Studi Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembali berkiprah di level internasional. Kali ini mereka mengambil bagian dalam International Communication Competition (ICC) 2024. Sejak ICC pertama tahun 2022, UMM tidak pernah absen. Event kolaboratif antar kampus antar negara ini ditutup pekan ini.  

Ada delapan mahasiswa Komunikasi UMM berperan sebagai peserta kompetisi perancangan projek inovatif bertema “Highlighting the Good Side of AI”. Mereka bergabung bersama mahasiswa dari kampus Binus Jakarta, UiTM Melaka Malaysia, University Santo Tomas Filipina, UIN Sunan Kalijaga Surabaya, dan Father Saturnino Urios University Filipina, dan terbagi dalam beberapa tim. Tugasnya adalah menyusun strategi kreatif dalam memberdayakan masyarakat melalui kecerdasan buatan.

Delapan mahasiswa UMM itu adalah Ramadhani Nurwijayanto, Roro Shinta Syuga Rimbani, Eka Sigit Permana, Nastiti Tertia Widyadhana, Marco Trisna Omar Farrasy, Lollyta Anjanarko, ⁠Della Puspita Syahputri, serta Elma Bilqis Zahrani.

Strategi yang disusun itu kemudian dilombakan. Hasilnya, mahasiswa UMM itu masuk dalam tim-tim yang strateginya dinyatakan sebagai pemenang. Ramadhani Nurwijayanto ikut dalam tim juara I, Roro Shinta masuk di tim juara II, serta Eka Sigit dan Nastiti berkontribusi pada tim juara III.  


Sertifikat tanda juara pertama  ICC 2024--

AI untuk Kesehatan Mental

Salah satu proyek inovatif yang jadi juara adalah “AI as a Mental Health Assistant” yang dikembangkan Ramadhani bersama timnya. Sebagai strategic planner, mahasiswa UMM asal Balikpapan itu melihat permasalahan di mana banyak orang yang canggung ketika periksa atau bertemu langsung dengan psikolog. Proyek ini menyoroti potensi AI untuk mendukung kesehatan mental masyarakat.

“Banyak orang merasa malu kalau pergi ke psikolog karena takut dicap punya penyakit mental. Padahal kan nggak harus punya penyakit mental dulu. Nah, itu bisa dipermudah pakai AI,” jelas mahasiswa semester 3 itu.

Berbeda dengan Ramdhani, Roro yang juga mahasiswa semester 3 Komunikasi UMM, bersama timnya mengangkat tema “A Social Media Campaign to Explore How AI Can Assist Individuals in Discovering the Right Career Path”.

Di tim, Roro bertugas menentukan objektif. Dia menjelaskan abstrak dari case dan metode yang dinamainya SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-bound).

“Spesifik, Measurable itu terukurnya terus Achievable yang bisa dicapai itu apa, Relevancy sama terikat waktu. Jadi durasi kita melakukan campaign ini berapa hari, berapa bulan. Dan kelompokku melakukan campaign selama delapan bulan,” jelas mahasiswa asli Mojokerto itu.

Roro berharap prestasinya ini dapat menginspirasi mahasiswa lain untuk terus belajar di berbagai kesempatan. “Kompetisi ini bukan hanya soal menang, tetapi juga tentang proses pembelajaran dan memperluas wawasan,” ujarnya.

Salah satu dewan juri dari UMM, Novin Farid mengaku excited melihat semangat peserta walau diselenggarakan secara online. Dia berharap suatu saat dapat terselenggara secara luring. “Jauh lebih menarik offline ya, sehingga peserta punya kesempatan untuk saling silang berkunjung ke universitas yang menjadikan homebase,” tuturnya. (*)

Sumber: komunikasi.umm.ac.id