1 tahun disway

Sinergi Lintas Sektor untuk Tingkatkan Keamanan Pangan, Pemenuhan Gizi dan Keragaman Menu Program MBG

Sinergi Lintas Sektor untuk Tingkatkan Keamanan Pangan, Pemenuhan Gizi dan Keragaman Menu  Program MBG

Ilustrasi anak-anak yang gembira bisa menikmati Program MBG--disway news network

Kritik lain yang muncul adalah kecenderungan menu MBG yang monoton serta masih banyak mengandalkan pangan ultra-proses seperti sosis, nugget, atau susu manis. Padahal, keragaman pangan adalah kunci pemenuhan gizi seimbang.

Contoh dari Brasil menunjukkan bahwa 75 persen anggaran makan gratis diwajibkan untuk pangan segar lokal, sementara pangan ultra-proses hanya boleh muncul 1–2 kali per bulan. Indonesia pun dapat meniru langkah ini dengan melibatkan UMKM, petani, dan pasar tradisional sebagai pemasok pangan MBG. Hal ini akan meningkatkan keragaman pangan anak sekolah, menekan biaya distribusi, mendukung ekonomi lokal, serta membangun rasa memiliki masyarakat terhadap program.

Apabila pangan lokal terus diabaikan, risiko yang muncul adalah: Meningkatnya ketergantungan pada pangan ultra-proses tinggi gula, garam, dan lemak, hilangnya kesempatan membentuk pola makan sehat sejak dini berbasis pangan Nusantara dan MBG berpotensi hanya menjadi program distribusi makanan, bukan gerakan transformasi pangan nasional.

Pangan lokal dapat diolah menjadi berbagai olahan yang dapat diterima sesuai dengan pola makan masyarakat setempat. Misalnya olahan otak-otak menjadi sumber protein berbahan baku ikan dan juga mengandung cukup karbohidrat. Olahan sayur yang beragam seperti karedok, gado-gado dan olahan kombinasi lengkap seperti siomay juga menjadi pilihan-pilihan menarik yang dapat dijadikan alternatif olahan lokal untuk anak-anak.

4. Sinergi Lintas Sektor untuk Keberlanjutan

Keberhasilan MBG menuntut sinergi lintas sektor. Dinas Kesehatan dan Puskesmas harus memastikan setiap SPPG memiliki SLHS. Bapanas dan Kementerian Pertanian dapat memperkuat penerapan pola Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA) berbasis pangan lokal.


Salah satu keterlibatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Brawijaya dalam edukasi masyarakat, dalam melakukan edukasi tentang keamanan pangan --fikes.ub.ac.id

Sementara itu, perguruan tinggi dapat berkontribusi dalam edukasi gizi pada anak sekolah, guru dan orang tua yang dapat dijadikan rangkaian kegiatan program pengabdian masyarakat untuk mendukung keberhasilan MBG sebagai wujud partisipasi mahasiswa dan dosen berdampak pada masyarakat .

Penutup

MBG adalah program besar dengan potensi manfaat luar biasa, tetapi juga mengandung risiko tinggi jika tata kelolanya lemah. Oleh karena itu, fokus pada keamanan pangan (HACCP dan SLHS), pemenuhan energi dan gizi seimbang, keragaman pangan lokal. Serta, sinergi lintas sektor merupakan kunci utama agar MBG benar-benar berdampak bagi peningkatan kesehatan dan kualitas sumber daya manusia Indonesia.

*Penulis adalah Guru Besar Bidang Gizi Kesehatan dan Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Brawijaya

Sumber:

Berita Terkait