1 tahun disway

Keracunan MBG Tuai Kemarahan Rakyat versi Celios, Harus Ada Pemantauan Ketat

Keracunan MBG Tuai Kemarahan Rakyat versi Celios, Harus Ada Pemantauan Ketat

Diskusi Publik Celios Dok: Bianca Chairunisa --disway news network

JAKARTA, DISWAYMALANG.ID–Selama beberapa minggu ini, kasus keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menimpa sejumlah besar anak sekolah di berbagai wilayah di Indonesia sukses menuai kemarahan banyak pihak. Terkini, lembaga Center of Economic and Law Studies (Celios) pun turut mengungkapkan kekhawatiran mereka akan dampak dari keberlangsungan program MBG ini.

Menurut Direktur Kebijakan Fiskal Celios Media Wahyudi Askar, kasus keracunan masif ini sendiri juga tentunya merupakan hal yang perlu dikhawatirkan. Pasalnya, jumlah korban dalam kasus keracunan ini sendiri juga sudah mencapai angka ribuan.

“Ada peningkatan jumlah anak-anak siswa yang keracunan, secara masif tidak hanya di satu daerah tapi juga di banyak daerah seluruh Indonesia,” jelas Wahyudi dalam sambutannya pada acara Diskusi Publik Celios yang bertajuk “Launching Platform MBG Watch dan Kolaborasi Warga Mengawasi Mbg”, di Jakarta, pada Selasa 7 Oktober 2025.

Wahyudi juga turut menyoroti dampak dari MBG ini kepada anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Menurutnya, penggunaan dana APBN yang terlalu besar untuk membiayai program MBG ini malah akan memperburuk citra program tersebut di mata masyarakat.

“Jadi tagline makan tapi membinasakan uang APBN, uang rakyat. Dan kita tahu belakangan masyarakat justru muak penerimaannya, dan sebagian sudah muak juga dengan beragam pelanggaran yang terjadi di lapangan,” tutur Wahyudi.

 

MBG Harus Dipantau Ketat

Ditemui dalam kesempatan yang sama, Program Officer Democratic and Participation Governance Transparency International Indonesia (DPGTII) Dzatmiati Sari juga turut menekankan bahwa proses jalannya MBG di lapangan juga harus disertai dengan pemantauan ketat. Hal ini penting untuk menghindari berbagai risiko yang terjadi apabila implementasi MBG ini gagal.

“Risiko tersebut adalah bantuan sosial berkurang, utang naik, ketimpangan melebar, UMKM terpinggirkan, dan pengangguran meningkat,” papar Dzatmiati.

Lebih lanjut, Dzatmiati juga menambahkan bahwa gagalnya proses implementasi MBG juga akan sangat berdampak kepada kesehatan penerimanya, yang sebagian besar merupakan anak sekolahan. “Perbaikan gizi anak tidak tercapai, upaya mencerdaskan anak sekolah juga tidak tercapai,” ucap Dzatmiati.

“Dari segi kesehatan nasional sendiri, angka sakit dan kematian diprediksi meningkat, beban sistem kesehatan berat, biaya pengobatan tinggi, serta adanya ancaman malnutritisi,” tambahnya.

Sumber: disway news network