1 tahun disway

Percepat Tambahan Dokter Spesialis, Kemenkes Target Tambah 300-500 RS Penyelenggara Pendidikan Spesialis

Percepat Tambahan Dokter Spesialis, Kemenkes Target Tambah 300-500 RS Penyelenggara Pendidikan Spesialis

--disway news network

JAKARTA, DISWAYMALANG.ID -Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terus memperbanyak jumlah rumah sakit yang difungsikan sebagai sentra pendidikan dokter spesialis. Untuk itu, Kemenkes memperbanyak kerja sama dengan beberapa lembaga internasional yang terkait.

Selain dengan Accreditation Council for Graduate Medical Education (ACGME) International yang telah menjadi mitra Kemenkes dalam penyelenggaraan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Berbasis Rumah Sakit Pendidikan Penyelenggara Utama (RSP-PU), ada beberapa lembaga lagi yang juga digandeng Kemenkes. Antara lain, SingHealth, dan Joint Committee on Specialist Training (JCST).

Menurut Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, lembaga ACGME adalah yang mengurus 900 rumah sakit di Amerika Serikat penyelenggara pendidikan dokter spesialis.

"Kita undang mereka bekerja sama agar pendidikan dokter spesialis di Indonesia bisa setara standar internasional,” katanya, saat membuka The 2nd International Conference on Advancing Postgraduate Medical Education (PGME) 2025, di Hotel Raffles Jakarta, Rabu (27/8).

Menkes menyebutkan, pemerintah menargetkan peningkatan kapasitas rumah sakit penyelenggara PPDS. Dari dari 26 RS saat ini menjadi 300–500 RS dalam beberapa tahun ke depan.

Peningkatan jumlah RS PPDS ini, lanjut dia, diharapkan bisa mempercepat penambahan jumlah dokter spesialis. Dari 2.700 per tahun saat ini, menjadi 10.000 hingga 20.000 per tahun. 

"Indonesia saat ini masih kekurangan 30.000 hingga 40.000 dokter spesialis. Jadi perlu reformasi pendidikan dokter spesialis untuk mengejar ketinggalan," tambah Menkes.

BACA JUGA:Menkes Gandeng Mendiktisaintek Atasi Kekurangan Dokter Spesialis. Caranya Tambah Banyak Prodi Spesialis Baru

Bebas Diskriminasi dan Transparan

Selain memperbanyak RS penyelenggara PPDS, kerja sama ini juga menekankan kualitas. Pendidikan spesialis harus bebas diskriminasi, transparan, serta diawasi melalui sistem elektronik.

“Tidak boleh ada pemerasan, tidak boleh ada bullying. Semua harus transparan dengan workbook elektronik,” tegasnya.

Menkes juga berharap penyelenggara pendidikan spesialis  belajar dari praktik terbaik dunia. "Agar masyarakat di seluruh 7.000 pulau Indonesia bisa mendapatkan layanan kesehatan yang cepat, merata, dan berkualitas,” tambahnya.

PPDS Berbasis Rumah Sakit ini sudah dimulai sejak tahun lalu. Saat peluncuran pada 6 Mei 2024, ada enam RS yang ditunjuk jadi penyelenggara program ini, dengan kuota 38 mahasiswa.

Ke-enam RS tersebut adalah: 

  • RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita: program studi jantung (6 kuota)
  • RS Anak dan Bunda Harapan Kita: program studi anak (6 kuota)
  • RS Ortopedi Soeharso: program studi orthopaedi dan traumatologi (10 kuota)
  • RS Mata Cicendo: program studi mata (5 kuota)
  • RS Pusat Otak Nasional: program studi saraf (5 kuota)
  • RS Kanker Dharmais: program studi onkologi radiasi (6 kuota)

BACA JUGA:28 Agustus Memperingati Hari Komersial Radio, Momen Saat Radio di Dunia Pertama Kali Menyiarkan Iklan!

Sumber: kemenkes.go.id