1 tahun disway

Dari Malang ke Layar Lebar: Perjalanan Denis Kuniawan di Balik Gemerlap Dunia Animasi Indonesia

Dari Malang ke Layar Lebar: Perjalanan Denis Kuniawan di Balik Gemerlap Dunia Animasi Indonesia

Denis Kurniawan, salah satu kreator film "Jumbo" yang berasal dari Malang--instagram: denisdikey

MALANG, DISWAYMALANG.ID-- Di balik kemegahan film animasi "Jumbo" dan "Nussa The Movie", ada tangan dingin arek Malang yang turut andil dalam proses kreatifnya. Dia adalah Denis Kuniawan, animator lulusan SMK Negeri 4 Malang yang kini dikenal sebagai lighting and compositing artist di dunia animasi Indonesia.

Ketertarikan Denis pada dunia animasi bukan datang tiba-tiba. Di SMK Negeri 4 Malang, dia menempuh pendidikan , jurusan Multimedia, yang menjadi gerbang awalnya mengenal dunia animasi lebih dalam.

“Jurusan multimedia itu mencakup pembuatan film secara utuh, termasuk animasinya,” ungkap Denis.

Setelah lulus pada tahun 2013, Denis langsung terjun ke industri animasi. Namanya mulai dikenal sejak terlibat dalam serial Nussa, dan kemudian dipercaya menggarap Nussa The Movie di tahun 2021, tepat saat pandemi melanda.

“Saya sebelumnya sudah pernah menggarap Nussa Series. Tahun 2021 itu adalah film pertama saya untuk animasi yakni Nussa The Movie,” kenangnya.

Kesempatan kembali datang saat dirinya diajak bergabung dalam proyek film Jumbo. “Setelah mengerjakan film sebelumnya, saya diajak berkolaborasi lagi di film Jumbo. Tentunya dengan sangat-sangat senang, saya mau,” katanya.

Di film Jumbo, Denis berperan sebagai lighting dan compositing artist. Ia menjelaskan bahwa tugasnya adalah menciptakan suasana dan atmosfer melalui pencahayaan agar tampilan visual lebih hidup.

“Kita nambahin lampu supaya ruangan itu ada dimensinya, dan karakter juga ada dimensinya. Setelah dari lighting, masuk ke compositing, kita gabungin elemen seperti api, debu, supaya shot-nya jadi lebih cantik dan menarik,” jelas Denis.

Meskipun terlihat menarik, pekerjaan ini memiliki tantangan tersendiri. Salah satunya adalah tenggat waktu yang ketat.

“Divisi ini adalah divisi paling akhir pengerjaannya. Ketika divisi lain bisa mundur deadlinenya, kami nggak bisa. Mau nggak mau, kita harus tetap deliver dengan kualitas yang baik,” kata Denis.

Selain tekanan waktu, koordinasi juga menjadi tantangan tersendiri. Terlebih, Jumbo dikerjakan oleh artis-artis dari seluruh Indonesia. “Komunikasi itu sangat-sangat krusial, apalagi kalau dikerjakan satu Indonesia,” tambahnya.

Terkait perkembangan industri animasi di Indonesia, Denis melihat adanya potensi besar, namun masih kurang ruang untuk berkembang. “Seniman di Indonesia punya kapabilitas dan kualitas luar biasa, tapi kesempatan dan wadah untuk berkontribusi itu yang masih minim,” ujarnya.

Untuk anak muda yang ingin menekuni bidang animasi, terutama di Malang, Denis berpesan agar tidak mudah menyerah.

“Terus belajar, yakinkan orang tua, dan bertanggung jawab dengan pilihan. Ikutin perkembangan teknologi yang ada sekarang dan jangan pernah menyerah,” pesannya penuh semangat.

Sumber: