Bung Karno Pernah Menginap di Selecta Tahun 1944 untuk Susun Stategi Perjuangan
Walikota Batu Meresmikan Selecta Living Museum--
KOTA BATU, DISWAYMALANG.ID—Sejarah bangsa Indonesia kini memiliki rumah baru di Jawa Timur. Wakil Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Giring Ganesha Djumaryo, pada Sabtu (8/11), meresmikan Selecta Living Museum di kawasan Taman Rekreasi Selecta, Kota Batu.
Peresmian ini menandai transformasi salah satu vila bersejarah tempat Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta pernah beristirahat menjadi ruang edukasi sejarah dan budaya bagi masyarakat.
Dalam sambutannya, Wamen Giring menegaskan bahwa pendirian Selecta Living Museum merupakan langkah konkret untuk “menyalakan kembali identitas nasional” sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto, dengan menjadikan kebudayaan sebagai wajah bangsa.
BACA JUGA:40 Ide Caption untuk Peringatan Hari Pahlawan Nasional 10 November 2025
“Di kamar tersebut terdapat kisah luar biasa tentang perjuangan bangsa. Bung Karno pada tahun 1944 banyak berkontemplasi menyusun strategi perjuangan bangsa di sini, dan di tahun 1955 beliau kembali lagi,” ujarnya.
Museum hidup ini diharapkan menjadi destinasi wisata edukatif yang mempertemukan nilai sejarah dengan semangat kebangsaan. Selain mengenang perjalanan tokoh pendiri bangsa, Selecta Living Museum juga menyoroti akar sejarah ekonomi rakyat yang terinspirasi dari konsep koperasi kerakyatan Bung Hatta.
Wamen Giring menambahkan, keberadaan museum ini bukan sekadar untuk nostalgia, tetapi untuk menumbuhkan kesadaran sejarah generasi muda. “Selecta menjadi bukti nyata bahwa pariwisata, kebudayaan, dan ekonomi kerakyatan bisa tumbuh bersama,” katanya.
BACA JUGA:9 November Diperingati sebagai Hari Kebebasan Sedunia dan Kesadaran Mikrotia, Ini Sejarahnya
Wali Kota Batu, Nurochman, yang turut hadir dalam peresmian, menyambut baik langkah pemerintah pusat dalam memperkuat basis sejarah dan identitas budaya di daerah. Ia menegaskan, penguatan jati diri dan kreativitas menjadi kebutuhan penting bagi Kota Batu untuk membangun karakter masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis budaya.
“Jati diri adalah kebutuhan Kota Batu. Kita harus percaya diri memupuk dan membangkitkan kreativitas yang berdampak ekonomi,” kata Nurochman.
Ia menjelaskan dua fokus utama yang sedang dijalankan Pemkot Batu, yakni:
- Pelestarian Candi Songgoriti Pemkot Batu tengah bersurat kepada Kementerian Dalam Negeri untuk menyelesaikan status aset situs bersejarah tersebut. Langkah ini diharapkan memperkuat sinergi kawasan Malang Raya dalam pengembangan pariwisata berbasis sejarah.
- Pengembangan Batu Art-Preneur — Sebuah kawasan yang akan berfungsi sebagai replikasi taman budaya dengan pendekatan kewirausahaan seni. Program ini diharapkan memberi manfaat ekonomi langsung bagi seniman, budayawan, dan pelaku kreatif di Kota Batu.
“Konsep Batu Art-Preneur ini kami siapkan untuk menjawab tantangan zaman. Seniman dan budayawan tak hanya berkarya, tapi juga berdaya secara ekonomi,” tambahnya.
Sumber:
