1 tahun disway

Pamornya Mendunia, Petani Kopi Malang Dongkrak Kebanggaan Nusantara Lewat Kopi Taji dan Varietas Lokal

Pamornya Mendunia, Petani Kopi Malang Dongkrak Kebanggaan Nusantara Lewat Kopi Taji dan Varietas Lokal

Kedai kopi taji lereng gunung bromo-Bintang Nirtara-Google Maps

Unit UMKM hasil pendampingan UMM. Mereka kini mampu menyangrai sendiri dan memasarkan kopi roasted dengan kualitas terkontrol, bukan hanya menjual green bean.

3. Kopi Dampit Collective — Dampit

Meski menghadapi fluktuasi harga, kelompok petani Dampit tetap dikenal sebagai pemasok robusta berkualitas tinggi yang banyak diburu roastery nasional.

Ketiga contoh tersebut menunjukkan bahwa ekosistem kopi Malang kini bertumpu pada kolaborasi. Petani sebagai produsen, roastery sebagai pengolah, dan kedai sebagai ujung tombak branding.

BACA JUGA:Kebiasaan Ngopi Orang Indonesia 2025, Antara Praktisnya Kopi Instan dan Gaya Hidup ala Kafe

Perkembangan petani kopi dan roastery lokal menunjukkan bahwa kopi Malang tidak hanya bersaing dari segi volume, tetapi juga karakter rasa. Dari robusta Dampit yang dikenal tebal, arabika Taji yang punya acidity seimbang, hingga kopi Ngantang yang punya profil cokelat dan fruity. Malang Raya kini kaya akan identitas rasa yang diakui nasional.

Jika ekosistem ini terus diperkuat melalui pelatihan pasca panen, wisata edukasi, teknologi roasting, serta akses pasar ekspor. Maka kopi Malang dapat bersaing dengan daerah kopi terkenal lain seperti Gayo, Kintamani, dan Toraja.

Petani kopi Malang Raya kini memainkan peran sentral dalam membentuk wajah industri kopi Indonesia. Berkat kerja sama antara komunitas lokal, akademisi, dan pelaku roastery. Kopi dari lereng-lereng Malang tidak hanya hadir sebagai komoditas, tetapi sebagai warisan rasa dan identitas budaya. Dengan semakin banyak petani yang mampu mengolah hasil panennya sendiri, masa depan kopi Malang terbilang cerah, hangat, harum, dan penuh potensi seperti secangkir espresso yang baru diseduh.

Sumber: malangkab.go.id

Berita Terkait