Hari Pohon Sedunia 21 November: 10 Tahun Terakhir, Kawasan Hijau Malang-Batu Tergerus Urbanisasi-Permukiman
Hari Pohon Sedunia--getty images
MALANG, DISWAYMALANG.ID--Dunia kembali memperingati Hari Pohon Sedunia setiap 21 November. Sebuah momentum internasional untuk mengingatkan pentingnya pohon bagi kelestarian lingkungan, penahan perubahan iklim, hingga penopang keanekaragaman hayati.
Di Malang Raya, peringatan ini menjadi relevan karena kawasan ini menyimpan hutan konservasi, komoditas hasil hutan, hingga spesies endemik yang kini terdesak oleh urbanisasi dan degradasi lahan.
Hari Pohon Sedunia diperingati pada 21 November sebagai bagian dari kampanye global berbagai organisasi lingkungan untuk menyoroti peran vital pohon dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Meski awalnya tidak ditetapkan lewat satu resolusi tunggal, tanggal ini diadopsi secara luas oleh jaringan konservasi internasional sebagai bentuk penghormatan terhadap gerakan pelestarian hutan sejak abad ke-19.
Meneruskan semangat Arbor Day yang dicetuskan di Amerika Serikat pada 1872. Pemilihan 21 November dipertahankan karena berdekatan dengan musim tanam di banyak negara beriklim sedang. Serta menjadi momentum ideal untuk mendorong gerakan penanaman pohon secara global.
BACA JUGA:DLH Malang Distribusikan 3.200 Bibit Pohon, Penghijauan 57 Kelurahan untuk Kualitas Lingkungan
Potret Pohon & Keanekaragaman Hayati di Malang Raya
Sebagai wilayah yang dikelilingi gunung dan hutan pegunungan, Malang Raya memiliki kekayaan flora yang signifikan. Kawasan konservasi seperti Taman Hutan Raya R Soeryo, Gunung Kawi, dan Bromo Tengger Semeru menjadi rumah bagi berbagai pohon endemik. Termasuk pohon cemara gunung (Casuarina junghuhniana), ranu (Syzygium sp.), hingga pohon bendo, salah satu spesies besar penyangga satwa.
Namun, tekanan urbanisasi di Malang Kota serta perluasan permukiman di Kabupaten Malang dan Batu menyebabkan ruang hijau menyusut drastis dalam sepuluh tahun terakhir. Dinas lingkungan hidup di ketiga wilayah ini mencatat kebutuhan penanaman ribuan pohon peneduh baru untuk mengimbangi hilangnya area resapan.
BACA JUGA:Pemkot Malang Bersama MPD Kota Malang dan FP UB Tanam 1.000 Pohon Durian
Pohon sebagai Komoditas: Potensi Besar Indonesia, Termasuk Malang
Indonesia merupakan salah satu eksportir hasil hutan terbesar di dunia. Terutama kayu sengon, jati, mahoni, damar, rotan, hingga minyak atsiri dari tanaman hutan. Di Malang Raya, beberapa daerah seperti Donomulyo, Kalipare, dan Tirtoyudo memiliki sentra hutan rakyat sengon yang memasok industri furnitur Jawa Timur.
Sementara itu, Batu dan Poncokusumo juga mengembangkan komoditas tanaman keras seperti pohon alpukat, kopi, cengkih, dan durian, yang membutuhkan tutupan pohon kuat untuk menjaga kelembapan tanah. Selain sebagai komoditas ekonomi, pepohonan ini berperan sebagai pelindung ekologis, menjaga suhu mikro, dan menahan longsor di daerah pegunungan Malang.
Pemerintah daerah juga telah menggalakkan program Malang Menanam yang menargetkan ribuan bibit pohon peneduh di ruang publik. Namun, para pemerhati lingkungan menilai gerakan ini masih bersifat seremoni dan belum menyentuh akar persoalan seperti tata ruang, perambahan hutan produksi, dan minimnya edukasi publik soal pohon endemik lokal.
Peringatan Hari Pohon Sedunia kembali mengingatkan bahwa pohon bukan hanya elemen estetika kota, tetapi fondasi kehidupan. Menyerap karbon, menjaga air tanah, dan mendukung ekosistem Malang Raya yang unik.
Sumber: idn times
