1 tahun disway

10 Oktober Juga Hari Tunawisma Sedunia: Seruan Kemanusiaan untuk Mereka yang Terlupakan

10 Oktober Juga Hari Tunawisma Sedunia: Seruan Kemanusiaan untuk Mereka yang Terlupakan

--iStockphoto

MALANG, DISWAYMALANG.ID-- Setiap tanggal 10 Oktober, dunia berhenti sejenak untuk memperingati Hari Tunawisma Sedunia (World Homeless Day).

Tanggal ini bukan sekadar peringatan di kalender internasiona. Tetapi panggilan nurani global untuk mengingat jutaan jiwa yang menjalani hari tanpa atap, tanpa tempat berlindung, dan sering tanpa perhatian.

Lahir dari sebuah diskusi daring antarpegiat sosial pada tahun 2010, Hari Tunawisma Sedunia kemudian disepakati sebagai agenda tahunan untuk menyuarakan kepedulian terhadap mereka yang hidup di jalanan.

Kini, setelah 16 tahun berjalan, semangat solidaritas ini telah menggema di lebih dari 100 negara di seluruh benua, kecuali Antartika.

Lebih dari Sekadar Tidak Memiliki Rumah

Dalam konteks global, istilah “tunawisma” tidak hanya mengacu pada orang yang tidur di trotoar atau di bawah jembatan.

Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), tunawisma juga mencakup mereka yang tinggal di penampungan darurat. Menumpang di rumah kerabat. Atau berpindah-pindah tempat tanpa kepastian.

Kehidupan tanpa rumah membuat mereka rentan terhadap penyakit, kekerasan, dan gangguan mental.

Anak-anak kehilangan hak belajar yang layak. Orang tua kehilangan martabat. Karena bergantung pada belas kasih sesama. Sementara sebagian lainnya harus berjuang setiap hari hanya untuk sekadar bertahan hidup.

Tujuan Peringatan yang Menginspirasi

Organisasi World Homeless Day menekankan bahwa tujuan utama peringatan ini bukanlah sekadar meningkatkan kesadaran. Tetapi juga menggerakkan tindakan nyata.

Ada tiga fokus utama yang menjadi misi gerakan ini:

  • Membangkitkan empati publik terhadap kehidupan para tunawisma dan tantangan yang mereka hadapi setiap hari.
  • Menghubungkan komunitas lokal dengan lembaga sosial yang aktif membantu dalam pemberdayaan dan penanganan tunawisma.
  • Mendorong pemerintah dan masyarakat untuk membangun kebijakan perumahan yang lebih inklusif, manusiawi, dan berkelanjutan.

Melalui gerakan ini, masyarakat diingatkan bahwa rumah bukan hanya bangunan fisik, tetapi simbol kehangatan, keamanan, dan martabat manusia.

Dari Kesadaran Menuju Aksi Nyata

Hari Tunawisma Sedunia bukan sekadar ajakan untuk merasa iba tetapi panggilan untuk berbuat. Siapa pun dapat berkontribusi dari tindakan sederhana hingga gerakan besar.

Mulai dari menyumbangkan pakaian, makanan, atau uang, menjadi relawan di panti sosial, hingga ikut mengampanyekan kebijakan publik yang berpihak pada kaum rentan.

Sumber: perserikatan bangsa-bangsa (pbb)