9 Agustus Hari Masyarakat Adat Internasional, Soroti Pemanfaatan AI untuk Pelestarian Warisan Adat
Tarian candi tradisional Legong di parade festival seni dan budaya.--iStockphoto
Mengutip Amnesty Canada, Hari Masyarakat Adat Internasional memiliki tiga tujuan besar:
- Merayakan kontribusi Masyarakat Adat terhadap budaya, bahasa, pengetahuan, dan pengelolaan lingkungan.
- Meningkatkan kesadaran akan tantangan yang dihadapi Masyarakat Adat seperti perampasan tanah, marginalisasi, krisis iklim, dan pelanggaran HAM.
- Mendorong aksi global untuk hak asasi manusia, rekonsiliasi, dan pembangunan berkelanjutan yang menghormati kedaulatan Masyarakat Adat.
Tujuan ini menjadi penting karena masyarakat adat sering kali berada di garda terdepan pelestarian lingkungan, namun justru menjadi kelompok yang paling rentan terhadap penindasan dan hilangnya hak.
BACA JUGA:LMKN Klaim Sudah 29 Ribu Outlet Resto, Kafe dan Sejenisnya Sudah Bayar Royalti Lagu
Tema 2025: Masyarakat Adat dan Kecerdasan Buatan
Peringatan tahun ini, 9 Agustus 2025, mengusung tema yang relevan dengan zaman: "Indigenous Peoples and Artificial Intelligence (AI): Defending Rights, Shaping Futures".
Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, menegaskan bahwa AI memiliki potensi besar membantu masyarakat adat melestarikan bahasa, sejarah lisan, dan pengetahuan leluhur yang terancam punah.
AI juga bisa menjadi alat untuk menghadapi krisis iklim yang mengancam wilayah dan kehidupan mereka.
Namun, Guterres mengingatkan bahaya yang mengintai. Tanpa pelibatan aktif masyarakat adat, teknologi ini bisa memperdalam kesenjangan, menyesatkan pemahaman budaya, bahkan melanggar hak dasar mereka.
Oleh karena itu, pengembangan dan tata kelola AI harus inklusif, etis, dan adil, memastikan masyarakat adat menjadi bagian dari kemajuan teknologi, bukan korban dari ketertinggalan digital.
Direktur Jenderal UNESCO, Audrey Azoulay, menambahkan bahwa masyarakat adat adalah "aktor perubahan, penjaga sumber daya alam, dan pembawa pandangan dunia yang unik." Perlindungan terhadap hak dan tradisi mereka, kata Azoulay, menjadi kunci untuk memastikan masa depan yang berkelanjutan dan berkeadilan bagi semua.
Sumber: amnesty canada
