1 tahun disway

Haul Akbar Ponpes Raudlatul Ulum 2 Dihadiri Ro'is A'am PB NU, Bupati dan Wali Kota Malang

Haul Akbar Ponpes Raudlatul Ulum 2 Dihadiri Ro'is A'am PB NU, Bupati dan Wali Kota Malang

Rois Aam PB NU dan sejumlah tokoh dalam Haul Akbar Ponpes Raudlatul Ulum 2, Minggu (8/6) --malangkab.go.id

Pada awal-awal satrinya sudah terbilang banyak, kurang lebih 60-an santri. Lambat laun Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 2 Putukrejo mengalami perkembangan yang amat pesat dengan bertambahnya jumlah santri. Gedung-gedung pun mulai direhabilitasi untuk memenuhi kamar hunian para santri.

Pada tahun 2003, mantan Kepala Desa Putukrejo tersebut menambah wakafnya kepada pesantren berupa tanah persawahan seluas 2 hektar.

Bentuk pendidikan pada masa-masa awal itu hanya berupa pengajian bandongan kitab kuning yang baca oleh K.H. Qosim Bukhori sendiri dibantu Mudhoffar Cholipah, seorang guru di Madrasah Raudlatul Ulum Ganjaran. Di antara kitab-

Dalam perkembangannya, Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 2 menerima santri puteri yang diasuh. Nyai Zainab 

Selanjutnya, juga membuka sekolah formal untuk mengantisipasi kecenderungan masyarakat yang berkeinginan agar putera-puterinya menjadi orang yang tidak saja faham ilmu agama, tetapi juga memiliki keterampilan dan kepandaian terhadap ilmu umum. 

Sekolah formal dibuka mulai 1 Juli 1983 berupa SMP Raudlatul Ulum (RU) untuk putera. Pada tahun 1985 pihak sekolah mulai menerima murid SMP dari kalangan puteri.

Pada tahun 1986, SMP RU mengupayakan pengajuan akreditasi sekolah. Dan ternyata usaha tersebut tidak sia-sia, SMP RU berhasil memperoleh status “diakui” dan berhak menyelenggarakan ujian negara sendiri. (*)

Sumber: malangkab.go.id