Ponpes Al Khoziny Resmi Dibangun Ulang Hari Ini, Dibiayai APBN Rp125 Miliar
Pemerintah Mulai Bangun Ulang Ponpes Al Khoziny Hari Ini, Pakai Uang APBN Senilai Rp 125 Miliar Cak Imin Bersama Bupati Sidoarjo dan Pengasuh Ponpes Al Khoziny Dalam Acara Ground Breaking Kamis 11 Desember 2025-Boy Slamet Disway ---
SIDOARJO, DISWAYMALANG.ID–Akhirnya Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, resmi dibangun ulang oleh pemerintah pusat. Kamis, 11 Desember 2025, Menko Bidang Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar membuka acara peletakan batu pertamanya.
Pembangunan Ponpes yang roboh pada 29 September lalu itu akan dilakukan 210 hari. Dibiayai APBN Rp125,3 miliar untuk pembangunan seluas 3.700 meter persegi.
Cak Imin, sapaan akrab Muhaimin Iskandar, mengatakan, musibah yang menimpa Al Khoziny beberapa bulan lalu harus dijadikan momentum bersama. Khususnya dalam perbaikan pesantren-pesantren di seluruh Indonesia.
”Momentum untuk mewujudkan sistem pendidikan pesantren yang utuh dan menyeluruh. Termasuk menyiapkan sarana dan prasarananya,” kata Cak Imin.
Presiden Prabowo Subianto, kata Cak Imin, telah memberikan instruksi untuk dunia pesantren ke depan. Khususnya dalam mewujudkan infrastruktur yang lebih baik untuk pesantren ke depan.
Pemerintah saat ini telah membentuk tim satuan tugas (satgas) pesantren. Yang anggotanya diisi oleh pejabat lintas kementerian. Tujuannya untuk melakukan audit mengenai struktur bangunan pesantren.
”Kami juga minta Pemda untuk mengaudit,” kata Cak Imin dikutip dari harian disway.
Cak Imin mengimbau, jika Pemda menemukan ada bangunan lembaga pendidikan yang berisiko dan membahayakan anak didik, harus segera melapor ke pemerintah pusat. Ini tak hanya berlaku untuk pesantren saja, tapi juga lembaga pendidikan secara umum.
Saat ini, kata Cak Imin, sudah ada 80 pesantren yang menjalani audit. Dan langkah audit ini akan dilakukan secara bertahap dan menyeluruh ke depan.
Selain terkait bangunan, Cak Imin juga menyoroti soal pengembangan kurikulum di pesantren. Ia mendorong agar pemerintah daerah harus berkolaborasi dengan para pengasuh ponpes. Untuk bersama sama menciptakan sistem pendidikan berdaya.
”Selain mendapatkan akademik dan ilmu-ilmu agama, pesantren juga harus ditambah skill capacity building-nya,” katanya. Sehingga ketika lulus, para santri atau siswa bisa siap dalam berdaya di lingkungan dan masyarakat.
Sumber: harian.disway.id
