1 tahun disway

Dana Riset 2025 Naik Jadi Rp2,1 T, PTS Dapat Jatah Lebih Banyak: 60 Persen!

Dana Riset 2025 Naik Jadi Rp2,1 T, PTS Dapat Jatah Lebih Banyak: 60 Persen!

Menghadirkan kampus yang benar-benar berdampak bagi masyarakat, karena itu, pemerintah pun mendorong riset di kampus menjadi motor inovasi yang hasilnya dirasakan publik,"ujar Ditjen Dikti Kemendiktisaintek, Mukhamad Najib.--disway news network

BOGOR, DISWAYMALANG.ID–Kabar baik untuk perguruan tinggi negeri (PTN) maupun swasta (PTS). Pemerintah menyiapkan Rp2,1 triliun untuk mendukung riset perguruan tinggi, dan 60 persen dari total anggaran tersebut dialokasikan untuk PTS. Hal itu disampaikan Direktur Kelembagaan Ditjen Dikti Kemendiktisaintek, Mukhamad Najib.

“Dana riset 2025 sebesar Rp2,1 triliun, dan mayoritas memang akan diberikan kepada PTS,” kata Najib dalam Journalist Bootcamp di Bogor, Sabtu, 6 Desember 2025.

Persiapan penyaluran anggaran itu disebutnya hampir rampung. Dukungan ini diharapkan menjadi dorongan bagi PTS untuk memperkuat riset dan inovasi yang memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.

PTS Masih Berjuang Bertahan

Namun, realitas di lapangan menunjukkan tidak semua PTS memiliki fondasi kuat. Sebagian terpaksa berhenti beroperasi karena jumlah mahasiswa yang terlalu sedikit. “Banyak PTS yang harus gugur karena tidak punya mahasiswanya. Akhirnya harus tutup,” jelas Najib.

Di sisi lain, persaingan tidak hanya antara PTS dan PTN, tetapi juga antar-PTS. Ada PTS yang justru melejit pesat, seperti BINUS maupun Universitas 17 Agustus di Surabaya. Hal ini menunjukkan kapasitas pengelolaan kampus sangat menentukan keberhasilan.

Dorongan Merger agar Tetap Relevan

PTS berukuran kecil menghadapi tantangan berat dalam pembiayaan operasional. Jika biaya saja tidak mencukupi, tentu sulit berharap mereka mampu menjalankan riset dan melahirkan inovasi. Karena itu pemerintah mendorong skema konsolidasi atau merger PTS, agar institusi kuat dan berdaya saing.

“Perguruan tinggi di Indonesia lebih dari 4.000, dua kali lipat jumlah di Cina. Maka kami dorong merger. Daripada kampusnya tutup, lebih baik konsolidasi,” tutur Najib.

Kendati begitu, ia mengakui bahwa perbedaan yayasan sering menjadi tantangan utama dalam proses penggabungan. “Orangnya beda-beda, sehingga proses merger sering terhenti. Karena itu, kami berikan insentif agar mereka mau konsolidasi.”

Jumlah PTS yang telah melakukan merger hingga kini belum dipublikasikan secara detail. Namun Najib menegaskan jumlahnya cukup banyak dan akan diumumkan kemudian.

Menjadi Kampus Berdampak: Jalan yang Tak Bisa Ditunda

Kondisi ini menjadi pengingat bahwa perguruan tinggi harus terus bertransformasi. Tidak cukup hanya bertahan, kampus harus menunjukkan dampak akademik, sosial, ekonomi, dan inovasi.

Dana riset yang digelontorkan pemerintah bukan sekadar angka anggaran, tetapi kesempatan agar PTS memperkuat kualitas, berkolaborasi, dan hadir menjawab kebutuhan publik.

Karena pada akhirnya, masa depan pendidikan tinggi Indonesia hanya bisa kuat jika kampus-kampusnya mampu bertahan, berkembang, dan memberi manfaat nyata bagi masyarakat,"pungkasnya.

Menghadirkan kampus yang benar-benar berdampak bagi masyarakat, karena itu, pemerintah pun mendorong riset di kampus menjadi motor inovasi yang hasilnya dirasakan publik,"ujar Ditjen Dikti Kemendiktisaintek Mukhamad Najib.

Sumber: disway news network