1 tahun disway

Cegah Sebelum Terlambat! Pesan Penting Hari Osteoporis Sedunia 20 Oktober

Cegah Sebelum Terlambat! Pesan Penting Hari Osteoporis Sedunia 20 Oktober

Setiap tanggal 20 Oktober, dunia memperingati Hari Osteoporosis Sedunia. -Jacob Wackerhausen-Istock--disway news network

MALANG, DISWAYMALANG.ID –Setiap tanggal 20 Oktober, dunia memperingati Hari Osteoporosis Sedunia (World Osteoporosis Day). Ini adalah momen penting untuk meningkatkan kesadaran akan kesehatan tulang dan pencegahan penyakit Osteoporosis atau pengeroposan tulang.

Dalam kehidupan modern yang serbacepat, banyak orang lebih memperhatikan kebugaran otot atau berat badan ideal. Namun, mereka lupa bahwa tulang juga memiliki peran vital dalam menopang tubuh dan kualitas hidup.

Di Indonesia, prevalensi osteoporosis diperkirakan sekitar 10,3% (dua dari lima penduduk berisiko) menurut data Kemenkes. Namum angka lebih tinggi disampaikan Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (Perosi), yakni 19,7%.

Kasus ini meningkat signifikan pascapandemi dan lebih sering terjadi pada wanita lansia. Dengan faktor risiko utama seperti usia, gaya hidup kurang sehat, kekurangan nutrisi (terutama kalsium dan vitamin D), serta riwayat keluarga (keturunan atau genetik). 

 

Sejarah Hari Osteoporosis Sedunia

Hari Osteoporosis Sedunia kali pertama diperingati pada 20 Oktober 1996 dan digagas oleh National Osteoporosis Society di Inggris. Setahun kemudian, inisiatif ini diambil alih oleh International Osteoporosis Foundation (IOF) dan diresmikan oleh World Health Organization (WHO) sebagai kampanye global tahunan.

Sejak saat itu, berbagai negara ikut memperingati hari tersebut dengan kegiatan edukatif, kampanye kesehatan, hingga acara komunitas untuk mengingatkan pentingnya menjaga tulang agar tetap kuat sejak muda.

 

Tema Hari Osteoporosis Sedunia 2025

Pada tahun 2025, Hari Osteoporosis Sedunia mengusung tema It’s Unacceptable! (Ini tidak dapat diterima) yang menyoroti krisis global dalam penanganan osteoporosis. Osteoporosis bisa dicegah dan diobati, tetapi masih sering diabaikan.

Berdasarkan data IOF, lebih dari 500 juta orang di seluruh dunia hidup dengan risiko osteoporosis. Bahkan, hingga 80% pasien yang mengalami patah tulang akibat kerapuhan tulang tidak pernah mendapat diagnosis atau perawatan lanjutan. Akibatnya, banyak penderita yang mengalami nyeri kronis, kehilangan mobilitas, hingga kematian dini.

Mengusung tema It’s Unacceptable!, IOF ingin menegaskan bahwa kelalaian dalam diagnosis dan perawatan osteoporosis tidak dapat diterima lagi. Apalagi di era sekarang, saat teknologi medis semakin canggih dan akses terhadap layanan kesehatan kesehatan semakin luas.

Dengan adanya program seperti fracture liaison services (FLS), masyarakat sebenarnya sudah memiliki kesempatan besar untuk mencegah dampak serius dari penyakit osteoporosis.

Namun, kesadaran untuk melakukan pemeriksaan tulang dan memperhatikan asupan nutrisi masih tergolong rendah.

 

Cara Mencegah Osteoporosis dalam Kehidupan Sehari-hari

Menjaga tulang kuat tidak selalu berarti perubahan besar dalam hidup. Berikut ini beberapa langkah sederhana yang bisa diterapkan semua orang:

  1. 1. Konsumsi kalsium dan vitamin D yang cukup. Kalsium dapat memperkuat tulang, sementara vitamin D membantu tubuh untuk menyerapnya. Sumber terbaiknya adalah susu, keju, yoghurt, ikan berlemak, dan sinar matahari pagi.
  2. Rutin berolahraga. Aktivitas seperti berjalan kaki, yoga, bersepeda, atau latihan beban ringan terbukti membantu memperkuat tulang dan menjaga keseimbangan tubuh.
  3. Hindari rokok dan alkohol berlebihan. Keduanya dapat mempercepat pengeroposan tulang dan menghambat penyerapan kalsium.
  4. Lakukan pemeriksaan tulang secara berkala. Terutama bagi wanita setelah menopause dan pria di atas usia 50 tahun. Pemeriksaan densitas tulang bisa membantu mendeteksi risiko sejak dini.
  5. Perhatikan asupan protein dan gaya hidup seimbang. Tubuh membutuhkan protein untuk memperbaiki jaringan tulang, tetapi konsumsi harus diimbangi dengan sayuran dan buah agar kadar asam tubuh tetap stabil. 

Peringatan Hari Osteoporosis Sedunia 2025 juga mengingatkan bahwa menjaga tulang bukan hanya tanggung jawab lansia, tetapi juga generasi muda. Tulang mencapai kekuatannya di usia 30-an, dan setelah itu kepadatannya mulai menurun.

Karena itu, kebiasaan sehat yang dibentuk sejak dini akan menentukan kondisi tubuh pada masa depan. Seperti tema tahun ini, tidak ada alasan lagi untuk menoleransi kelalaian terhadap kesehatan tulang. It's Unacceptable!

Sumber: disway news network