1 tahun disway

Gebyak Wayang Topeng Malang 2025 Hidupkan Tradisi dan Dorong Ekonomi Kreatif

Gebyak Wayang Topeng Malang 2025 Hidupkan Tradisi dan Dorong Ekonomi Kreatif

--

PAKISAJI, DISWAYMALANG.ID—Ribuan warga memadati kawasan wisata Boon Pring, Turen, untuk menyaksikan pementasan Gebyak Wayang Topeng Malang dalam rangkaian Festival Ekonomi Kreatif (Ekraf) Kabupaten Malang, 8–9 November 2025. Kegiatan ini menjadi momentum penting untuk memperkuat pelestarian budaya sekaligus menggerakkan sektor ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal.

Gebyak Wayang Topeng Malang menjadi sorotan utama festival, menampilkan sepuluh kelompok seni dari berbagai kecamatan. Kesenian tradisional ini bukan sekadar pertunjukan, tetapi juga simbol komitmen Kabupaten Malang dalam menjaga Warisan Budaya Takbenda Indonesia.

Wayang topeng sendiri telah ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi sejak 2014. Sementara kisah Panji yang menjadi ruh pementasannya telah diakui UNESCO sebagai Memory of the World pada 2017.

BACA JUGA:Selecta Living Museum: Bung Karno Pernah Menginap 1944, Berkontemplasi-Susun Stategi Perjuangan

Strategi Pelestarian Budaya Dikolaborasikan dengan Pariwisata-Ekonomi Kreatif

Kepala Bidang Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Malang Hartono mengatakan, penyelenggaraan Gebyak Wayang Topeng di Boon Pring merupakan strategi pelestarian budaya yang dikolaborasikan dengan pariwisata dan kegiatan ekonomi kreatif.

“Gebyak Wayang Topeng Malang ini merupakan upaya pelestarian yang dikemas bersama event pariwisata dan kegiatan ekraf di destinasi unggulan. Harapannya semakin banyak masyarakat yang menonton, mencintai, dan ikut melestarikan kesenian daerah,” ujarnya, Sabtu (8/11).

Pertunjukan hari pertama menampilkan lima kelompok topeng dengan lakon-lakon klasik yang sarat filosofi, seperti "Sekartaji Boyong" oleh Sanggar Madyo Utomo (Wonosari), "Panji Wisuda" oleh Dharmo Langgeng (Jabung), "Sinta Murca" oleh Sailendra (Ngajum), "Klono Percuno" oleh Bayu Candra Kirana (Sumberpucung), serta "Kayu Ampyun" oleh Sanggar Condro Kirono (Kromengan).

Pementasan dipandu Eko Ujang dari Komunitas Tari Laras Aji dan dikurasi oleh maestro topeng Malangan Ki Soleh Adi Pramono. Iringan gamelan dan gerak tari para penari topeng menghadirkan suasana magis yang memukau penonton.

BACA JUGA:40 Ide Caption untuk Peringatan Hari Pahlawan Nasional 10 November 2025

Komitmen Seniman Menjaga Identitas Budaya

Ketua Presidium Dewan Kesenian Jawa Timur Suroso menilai, kegiatan ini menjadi bukti nyata ketahanan tradisi dan komitmen seniman dalam menjaga identitas budaya.

“Para pelaku topeng ini adalah penjaga jati diri masyarakat Malang. Gebyak menjadi ruang berkumpul, belajar, dan merayakan keberagaman gaya topeng Malangan dari Brang Wetan hingga Brang Kidul,” ungkapnya.

Sumber: