Bupati Malang Dukung Program Bongkar Ratoon Tebu dalam Rapat Bersama Gubernur Jatim
Rapat kerja terkait program penanaman tebu berkonsep bongkar ratoon--Pemkab Malang
SURABAYA, DISWAYMALANG.ID--Bupati Malang M Sanusi mengikuti rapat kerja bersama Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa terkait program penanaman tebu dengan konsep bongkar ratoon yang berlangsung di Gedung Grahadi, Kota Surabaya, Selasa (16/12) malam. Dalam kesempatan tersebut, Bupati Malang yang akrab disapa Abah Sanusi menegaskan kesiapan Pemerintah Kabupaten Malang dalam mendukung program strategis nasional di sektor pertanian tebu.
Bongkar ratoon adalah program peremajaan tanaman tebu dengan membongkar total tanaman tebu lama yang sudah tidak produktif (setelah dipanen beberapa kali). Diganti dengan bibit tebu baru yang unggul, sehat, dan berkualitas tinggi. Bertujuan meningkatkan produktivitas dan rendemen tebu
Bupati Sanusi menyampaikan bahwa Kabupaten Malang memiliki potensi komoditas tebu yang cukup besar dan siap berkontribusi dalam mendukung program bongkar ratoon. Ia menjelaskan, Pemerintah Kabupaten Malang telah melakukan koordinasi intensif dengan para petani tebu, Koperasi Unit Desa (KUD), serta manajemen dua pabrik gula yang beroperasi di wilayah Kabupaten Malang.
Menurut Bupati Sanusi, Pabrik Gula Krebet Baru dipastikan masih akan beroperasi hingga 20 Desember tahun ini.
Sementara Pabrik Gula Kebon Agung (PG KBA) tetap beroperasi selama masih menerima pasokan tebu dari petani. Hal tersebut dimungkinkan karena PG KBA tidak hanya melakukan penggilingan tebu, tetapi juga memproduksi gula rafinasi.
Terkait harga, ia mengungkapkan bahwa harga tebu di Kabupaten Malang dari dua pabrik gula saat ini berada di angka Rp60.000 per kwintal. Dengan ongkos tebang berkisar Rp15.000 hingga Rp20.000 per kwintal, petani memperoleh penghasilan bersih sekitar Rp40.000 per kwintal.
“Kalau produksi seribu kwintal jadi senilai Rp40 juta, kalau dibanding komoditas jagung jauh lebih tinggi. Seperi bibit Sigenta per 10 ton mencapai Rp90 juta. Untuk bongkar ratoon per hari ini di Malang, laporan dari DTPHP Kabupaten Malang, bongkar ratoon yang mandiri sebanyak seluas 411 hektare, tanpa melalui APBN karena memang sudah waktunya bongkar ratoon sehingga melaksanakan sendiri. Sedangkan, yang dari APBN tahap I seluas 1.110 hektare, tahap II seluas 396 hektare tahap III seluas 300 hektare, sehingga total kurang lebih seluas 2.400 hektare,” jelas Bupati Malang.
Lebih lanjut, Bupati Sanusi menyebutkan bahwa Kabupaten Malang masih memiliki potensi lahan tambahan yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung program bongkar ratoon. Di antaranya adalah lahan milik PTPN yang bekerja sama dengan Kodam V/Brawijaya seluas sekitar 1.000 hektare. Selain itu, terdapat peluang penambahan lahan PTPN di wilayah Kalibakar dan Pancursari dengan potensi luas mencapai 1.000 hektare.
Ia juga menjelaskan bahwa pelaksanaan bongkar ratoon di Kabupaten Malang umumnya dilakukan pada bulan Mei dan Juni, menyesuaikan dengan masa tanam berikutnya. Sementara itu, masa giling pabrik gula di Kabupaten Malang biasanya dimulai pada bulan Mei dan berlangsung hingga akhir tahun.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati Sanusi juga menyampaikan harapan kepada pemerintah pusat agar memberikan dukungan apabila program bongkar ratoon diperluas hingga mencapai tambahan 2.200 hektar. Menurutnya, peningkatan luas bongkar ratoon akan berdampak langsung pada peningkatan produksi tebu di tahun berikutnya.
Ia juga menyoroti fluktuasi harga tebu yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Ia menyebutkan bahwa pada tahun sebelumnya harga tebu masih berada di kisaran Rp120.000 hingga Rp150.000 per kwintal, namun pada tahun ini mengalami penurunan signifikan. Penurunan tersebut, menurutnya, juga dipengaruhi oleh turunnya rendemen tebu hingga 4 persen, dari sebelumnya berada di angka 8 persen.
Sumber: pemkab malang
