1 tahun disway

UM Perkuat Riset Internasional soal Krisis Iklim bersama Universiti Putra Malaysia

UM Perkuat Riset Internasional soal Krisis Iklim bersama Universiti Putra Malaysia

Melalui kolaborasi ini, Prodi Ilmu Komunikasi UM menegaskan komitmennya memperkuat riset global, memperluas wawasan sivitas, dan memajukan kajian komunikasi lingkungan yang relevan dengan tantangan ekologi dunia.--

LOWOKWARU, DISWAYMALANG.ID–Universitas Negeri Malang (UM) melalui Program Studi Ilmu Komunikasi memperluas kolaborasi riset internasional terkait isu krisis iklim dengan Universiti Putra Malaysia (UPM). Kerja sama ini ditegaskan dalam agenda International Guest and Research Dissemination bertema “Communicating the Climate Crisis: Why What We Say Matters” yang digelar di Aula GKB A19 UM pada 25 November 2026 lalu.

Kegiatan ini dipimpin oleh Megasari Noer Fatanti MIKom (UM) dan Assoc Prof Dr Haliza Abdul Rahman (UPM). Menghadirkan dosen, peneliti, dan mahasiswa sebagai upaya memperluas jejaring akademik sekaligus mendorong kontribusi ilmiah UM terhadap komunikasi keberlanjutan.

Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi UM Kun Sila Ananda SIKom MA menegaskan, kolaborasi lintasnegara tersebut penting untuk memperkuat kapasitas analitis mahasiswa dalam membaca persoalan perubahan iklim.

“Saya harap kegiatan ini dapat semakin mengeratkan kolaborasi internasional Prodi Ilmu Komunikasi, terutama dengan Universiti Putra Malaysia,” ujar Kun Sila Ananda, dikutip Kamis (27/11).

Pada sesi diseminasi, Megasari memaparkan riset berjudul “Framing Sustainability in ESG Reports of State-Owned Energy Companies in Indonesia”. Penelitian tersebut mengkaji laporan keberlanjutan dua subholding Pertamina Pertamina Patra Niaga dan Pertamina Geothermal Energy—periode 2022–2024.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktik komunikasi korporat membutuhkan pendekatan yang lebih transformatif, bukan sekadar pemenuhan formalitas.

“Agar komunikasi korporat benar-benar berkelanjutan, maka komunikasi tersebut harus dipandu oleh prinsip keberlanjutan yang bersifat transformatif,” tegasnya.

Sementara itu, Dr Haliza Abdul Rahman memaparkan materi “Voices for the Planet: Youth Communication for the Environment”, dengan menekankan pentingnya peran generasi muda sebagai agen perubahan.

“Kearifan lokal perlu dijaga, namun harus dibarengi dengan regulasi dan kemauan politik untuk memastikan keberlanjutan lingkungan,” ujarnya.

Sumber: humas um