1 tahun disway

Peserta Seleksi Mandiri Penyandang Disabilitas di UB Meningkat, Capai 60 Peserta, Terbanyak dalam 5 Tahun Ini

Peserta Seleksi Mandiri Penyandang Disabilitas di UB Meningkat, Capai 60 Peserta, Terbanyak dalam 5 Tahun Ini

Proses seleksi untuk penyandang disabilitas di UB--prasetya.ub.ac.id

LOWOKWARU, DISWAYMALANG.ID--Seleksi mandiri untuk penyandang disabilitas di Universitas Brawijaya makin diminati. Untuk tahun 2025 ini, jumlah peserta Seleksi Mandiri Penyandang Disabilitas (SMPD) mencapai 60 penyandang disabilitas dari semua ragam.

Mereka berasal dari berbagai daerah di Indonesia dan mendaftar di berbagai fakultas dan program studi di UB. Antara lain, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Budaya, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Hukum, Fakultas Ilmu Komputer, Fakultas Ilmu Administrasi, Fakultas Teknik, Fakultas Vokasi, Fakultas Teknologi Pertanian, dan Program Studi di Luar Kampus Utama (PSDKU) Kediri.

Menurut koordinator SMPD 2025, Asih Purwanti, jumlah ini merupakan yang terbanyak dalam lima tahun terakhir.

“Biasanya pendaftar tidak sampai 50 orang. Terakhir kali kami menerima pendaftaran hingga lebih 50 begini adalah sebelum pandemi COVID-19, waktu itu seleksinya masih offline,” katanya.

Salah satu pengurus Subdirektorat Layanan Disabilitas dan Pendidikan Inklusi (SLDPI) UB yang juga dosen di Program Studi Hubungan Internasional tersebut ini menambahkan, dengan jumlah peserta sebanyak itu, persiapan SMPD kali ini tentu juga sangat ekstra. Kepadatan jadwal antartahapan seleksi juga semakin dipersingkat.

“Semua seleksi masuk di UB ada tenggat waktunya dan kami juga harus menyesuaikan jadwal tersebut,” katanya.

Rangkaian seleksi sendiri sudah dilakukan sejak awal Juni ini. Asih menjelaskan, selama rangkaian seleksi, pesera menjalani tes literasi digital, tes kesiapan kuliah, wawancara verifikasi kondisi disabilitas, dan wawancara dengan ketua program studi pilihan mereka masing-masing.

Dengan banyaknya peserta yang mendaftar, wawancara dengan ketua program studi mencapai 132 sesi, mengingat masing-masing peserta berhak memilih hingga tiga program studi.

BACA JUGA:Cabor Futsal Porprov IX Jatim Segera Dimulai, di Hotel Jambuluwuk Kota Batu dan UIN Malang

Rangkaian Seleksi

SMPD diinisiasi untuk mewadahi kewajiban kampus dalam memberikan akses kepada penyandang disabilitas di Indonesia untuk melanjutkan pendidikan tinggi. Sebagai jalur afirmasi, SMPD disesuaikan dengan berbagai kebutuhan penyandang disabilitas, utamanya berkenaan dengan aksesibilitas rangkaian seleksi.

Koordinator aksesibilitas SMPD, Mahalli, mengatakan bahwa SLDPI UB menjamin aksesibilitas rangkaian seleksi dengan seksama, terutama aksesibilitas digital karena seluruh rangkaian seleksi diselenggarakan secara online.

“Tentu kami memastikan aksesibilitas ini karena hal tersebut merupakan komitmen kami dalam menyelenggarakan pendidikan inklusif dari sejak awal pendaftaran hingga mahasiswa penyandang disabilitas lulus dari UB,” jelas Mahalli yang juga merupakan staf layanan SLDPI UB bidang aksesibilitas.

Menurut Mahalli, memastikan aksesibilitas rangkaian seleksi ini sebenarnya mudah, yang penting adalah memahami disabilitas dan aksesibilitas digital secara menyuluruh.

“Pemahaman tentang disabilitas itu harus menjadi dasar untuk memastikan aksesibilitas. Jangan lupa juga, dengan melibatkan penyandang disabilitas dalam rangakaian seleksi, dengan begitu kita bisa mudah memastikan aksesibilitas tersebut,” ungkapnya.

Sumber: