“Tape Kit”, Inovasi UM untuk Dorong Industri Kreatif dan Wisata Budaya Desa Sentra Tape Banjarsari
UM mengembangkan Tape Kit sebagai produk modern bernilai jual tinggi sekaligus elemen yang memperkaya wisata budaya berbasis kearifan lokal.--
LOWOKWARU, DISWAYMALANG.ID—Universitas Negeri Malang (UM) meluncurkan inovasi produk “Tape Kit” sebagai upaya memperkuat industri kreatif dan ekonomi wisata budaya di Desa Banjarsari, Kabupaten Malang. Program ini menjadi bagian dari pengabdian kepada masyarakat sekaligus implementasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) 9 tentang inovasi dan pembangunan industri berkelanjutan.
Program pengabdian tersebut dipimpin Dr Iriaji MPd melalui kegiatan bertajuk “Pengembangan Produk Turunan Tape menjadi Tape Kit sebagai Bagian dari Petualangan Rasa dan Wisata Kultura Desa Banjarsari Berbasis Income Generating dan Hilirisasi.” Kegiatan ini merupakan kolaborasi UM dengan Industri Tape Banjarsari yang selama ini dikenal sebagai produsen tape lokal berkualitas.
Didanai dari Non-APBN UM 2025 (nomor kontrak 24.2.1135/UN32.14.1/PM/2025), program ini mencakup riset pengembangan produk, peningkatan kualitas produksi, pelatihan kewirausahaan, serta strategi promosi digital. UM merancang Tape Kit sebagai produk modern bernilai jual tinggi yang mampu menghadirkan pengalaman wisata rasa dan budaya berbasis kearifan lokal.
Fokus Olah Tape Jadi Produk Turunan, Pengemasan, Pemasaran Digital
Fokus kegiatan terletak pada kreativitas dan edupreneurship di bidang pendidikan seni rupa. Melalui pelatihan teknis, warga dilatih mengolah tape menjadi produk turunan, membuat desain kemasan menarik, memanfaatkan media digital untuk pemasaran, hingga memahami manajemen usaha. Langkah ini diharapkan memperkuat kapasitas masyarakat untuk mengelola usaha mandiri berbasis inovasi.
Dr Iriaji menegaskan, UM berkomitmen mendukung hilirisasi produk lokal agar masyarakat memiliki nilai tambah dari potensi yang sudah ada. “Melalui Tape Kit, kami ingin memberdayakan masyarakat Banjarsari untuk mengembangkan produk inovatif yang bernilai ekonomi sekaligus memperkaya wisata budaya. Ini langkah strategis mendukung pencapaian SDGs 9,” ujarnya.
Buka Peluang Baru Bersaing di Pasar Modern
Ia menambahkan, "Tape Kit" membuka peluang baru bagi desa untuk bersaing di pasar modern. “Produk ini tidak hanya meningkatkan pendapatan, tetapi juga menjadi bagian dari promosi wisata budaya yang memperkenalkan tradisi tape sebagai identitas kuliner lokal,” katanya.
UM berharap program ini dapat menjadi model pemberdayaan ekonomi kreatif berbasis budaya lokal yang dapat direplikasi di daerah lain. Melalui kemitraan akademisi dan pelaku industri, UM menegaskan perannya sebagai motor inovasi yang memperkuat industri kreatif sekaligus mempertahankan identitas budaya Indonesia.
Sumber: humasum
