Takut Gagal di Tahap Case Study Interview Kerja? Simak 9 Rekomendasi Cara Menaklukkan Berikut Ini!
Ilustrasi Kegiatan Case Study Interview Dalam Rekrutmen Kerja-pinterest-
Jangan coba jawab semua hal sekaligus. Pecah persoalan menjadi potongan kecil dan urutkan prioritasnya. Hal ini membantu menjelaskan alur pemikiran secara sistematis kepada interviewer.
Contoh: “Sebuah restoran mengalami kerugian selama 6 bulan berturut-turut.” Bisa dipecah: (1) analisis jumlah pelanggan, (2) efisiensi operasional, (3) strategi pemasaran. Fokus pada satu per satu, jangan melompat-lompat.
5. Ambil Waktu untuk Berpikir, Jangan Terburu-buru
Tidak ada salahnya diam sejenak. Ambil 30 detik untuk menyusun outline jawaban di pikiran atau di kertas. Pewawancara justru menghargai yang berpikir dulu daripada asal menjawab.
Misalnya, kasus “Perusahaan telekomunikasi ingin menaikkan revenue 20% tahun depan” bisa membuat bingung di awal. Tapi dengan berpikir sejenak, akan terlihat bahwa pendekatan bisa melalui (a) peningkatan jumlah pelanggan, (b) monetisasi layanan tambahan, atau (c) efisiensi operasional.
6. Sampaikan Alur Pemikiran Secara Lantang
Case study bukan ujian menulis. Ucapkan logika berpikir secara terbuka: “Pertama saya ingin memahami masalahnya dari sisi pelanggan, lalu saya akan lihat kompetitor dan biaya internal.” Ini penting agar pewawancara bisa mengikuti jalan pikiran yang dibangun.
Contoh pada kasus “Startup edtech ingin meningkatkan engagement pengguna aplikasi mobile”. Bisa sampaikan: "Saya akan mulai dari metrik retention rate dan daily active user, kemudian bandingkan dengan tren industri dan lakukan simulasi A/B testing fitur baru."
7. Gunakan Data (Kalau Ada) untuk Mendukung Analisis
Kalau disediakan data, manfaatkan sebaik mungkin. Tapi kalau tidak ada, buat asumsi rasional dan katakan dengan jelas. Contohnya: “Jika diasumsikan konversi pembelian saat ini 2%, maka peningkatan menjadi 3% saja bisa berdampak besar terhadap pendapatan.”
Kasus: “Perusahaan fashion ingin membuka 10 cabang baru.” Bisa dikatakan: "Kalau rata-rata omzet satu toko Rp500 juta/bulan, maka 10 toko berpotensi menambah Rp5 miliar/bulan. Tapi perlu analisis biaya dan ROI lebih lanjut."
8. Akhiri dengan Rekomendasi Sederhana dan Terukur
Setelah semua analisis, jangan lupa beri kesimpulan dan rekomendasi yang konkret. Bukan sekadar “perbaiki sistem,” tapi lebih spesifik, seperti “investasi pada platform logistik digital bisa menurunkan biaya 15% dalam 6 bulan.”
Misalnya, dalam kasus “Toko kelontong ingin bersaing dengan retail modern”, bisa beri saran: "Fokus pada layanan antar dalam radius 3 km dengan sistem langganan, sebagai pembeda dari retail besar yang tidak fleksibel."
9. Latihan Bareng Teman dengan Simulasi Nyata
Sumber: reddit
