1 tahun disway

Laporan OJK Malang Positif, Inflasi Masih Wajar, Minat Investasi Warga Malang Meningkat Pesat

Laporan OJK Malang Positif, Inflasi Masih Wajar, Minat Investasi Warga Malang Meningkat Pesat

Grafik tingkat inklusi pasar modal OJK Malang--

LOWOKWARU, DISWAYMALANG.ID — Di tengah gejolak ekonomi global dan tingginya volatilitas pasar, kabar baik datang dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Malang. Lembaga pengawas sektor jasa keuangan ini memastikan bahwa kondisi keuangan di wilayah Malang Raya masih berada dalam kondisi yang stabil dan terkendali.

Meskipun Kota Malang mencatat inflasi tahunan (year-on-year/yoy) sebesar 1,49 persen pada April 2025—naik dari Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,58 pada April 2024 menjadi 108,17—OJK menyebut bahwa hal ini masih dalam batas wajar. Kenaikan inflasi dipicu oleh tiga sektor utama, yakni perawatan pribadi dan jasa lainnya (11,09%), pakaian dan alas kaki (2,20%), serta perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga (1,82%).

Minat Investasi Meningkat

Yang menarik, kondisi positif dilaporkan dalam hal peningkatan minat masyarakat Kota Malang terhadap pasar modal. Hingga 31 Maret 2025, jumlah investor di wilayah kerja OJK Malang tembus 304.709 SID (Single Investor Identification), tumbuh 11,52 persen dibanding tahun lalu. Mayoritas investor ini menggunakan platform S-INVEST untuk transaksi reksa dana dan produk investasi lainnya.

Peningkatan juga terjadi dalam nilai penjualan reksa dana dan jumlah nasabah Agen Penjual Reksa Dana (APERD) yang masing-masing naik drastis: 67,92 persen dan 137,84 persen yoy.

Hal ini menunjukkan bahwa literasi keuangan dan minat masyarakat, terutama generasi muda, terhadap instrumen investasi yang lebih aman mulai tumbuh pesat.

BACA JUGA:Generasi Muda Belajar Investasi melalui YouTube, Akademisi Bilang Perbanyak Literasi

Kinerja Intermediasi Perbankan Oke

Peningkatan minat investasi juga diiringi dengan kinerja positif di sisi perbankan.  Kinerja intermediasi perbankan menunjukkan tren positif.

Hingga Maret 2025, penyaluran kredit tumbuh 13,18 persen yoy menjadi Rp106,80 triliun. Aset perbankan pun ikut meningkat hingga Rp173,91 triliun, naik hampir 9 persen dari tahun sebelumnya.

Menariknya, pertumbuhan kredit ini didominasi oleh kredit investasi, disusul kredit konsumsi dan modal kerja. Ini menunjukkan semakin kuatnya semangat investasi dan konsumsi masyarakat di wilayah kerja OJK Malang.

Mayoritas kredit yang disalurkan perbankan masih mengalir ke sektor perdagangan besar dan eceran (20,01%), industri pengolahan (17,25%), serta pembiayaan peralatan rumah tangga seperti pinjaman multiguna (15,47%).

OJK juga mencatat rasio kredit bermasalah (NPL) masih aman di angka 2,57 persen. Ini menandakan bahwa tingkat risiko kredit masih terkendali dan masyarakat tetap mampu memenuhi kewajiban pembayarannya.

Sementara itu, sektor asuransi jiwa dan asuransi umum masih mencatat tantangan. Premi asuransi jiwa sedikit menurun menjadi Rp844 miliar, sedangkan premi asuransi umum turun signifikan hingga Rp124 miliar. Klaim pun ikut menurun, mencerminkan rendahnya risiko yang dihadapi nasabah.

Namun di sektor pembiayaan, nilai piutang tumbuh 3,89 persen menjadi Rp7,4 triliun, didominasi oleh pembiayaan multiguna di sistem konvensional dan jual beli di sistem syariah. Risiko pembiayaan juga tetap terkendali dengan rasio NPF sebesar 3,83 persen.

BACA JUGA:Mau Ekspansi atau Mengembangkan Bisnis? Kenali Dulu Ansoff Matrix! Ini Penjabarannya

Waspada Judol dan Pinjol

Sumber: