1 tahun disway

Ketika “Malang After Rain” Menjadi Jargon Ikonik Kota Ngalam saat Musim Hujan

Ketika “Malang After Rain” Menjadi Jargon Ikonik Kota Ngalam saat Musim Hujan

--pinterest.com

MALANG, DISWAYMALANG.ID--Kalimat “Malang After Rain” kini menjadi jargon ikonik yang banyak digunakan warga dan wisatawan untuk menggambarkan pesona Kota Malang setelah diguyur hujan. “Malang setelah Hujan”, istilah ini mencerminkan suasana khas kota yang dikenal berhawa sejuk dan memiliki perubahan atmosfer yang sangat terasa setiap hujan reda.

“Malang after rain (emoticon hujan dan vespa) Hawane syahduu nemennn,” tulis akun Instagram panorama.malang.

Unggahan itu disertai video pendek suasana Kota Malang sehabis hujan yang diberi titel “Malang Ater Rain”. Tampak beberapa kawasan di Kota Malang, termasuk Suhat dan Idjen Boulllevard yang basah. Editing video suasana habis hujan yang slowmotion memperkuat kesyahduan dan keindahan ‘Malang After Rain’.


Malang after rain di Jl Soekarno-Hatta (Suhat). -tangkapan layar video [email protected]

Suhat sendiri adalah istilah Jl Soekarno-Hatta, salah satu jalan yang paling terkenal di Kota Malang karena dipenuhi kafe, tempat makan, dan berbagai fasilitas lainnya. Suhat merupakan salah satu pusat ekonomi di Kota Malang.

Sementara Idjen Boulevard juga jalan ikonik di Malang yang dirancang oleh arsitek Belanda Herman Thomas Karsten sebagai kawasan perumahan elite pada masa kolonial. Jalan ini membentang dari perempatan Jalan Kawi hingga Gereja Katedral. Ditandai dengan gaya arsitektur Eropa, deretan pohon palem, dan taman di bagian tengahnya. Saat ini, Idjen Boulevard terkenal sebagai kawasan heritage yang indah, menjadi favorit untuk kegiatan Car Free Day (CFD) pada akhir pekan.

Unggahan itu pun mendapat 41.200 likes. Salah satu tanggapan bernada melankolis. “Akan selalu jd kenangan, almarhum suami orang malang,” tulis akun umiyati8687.

Masih banyak akun yang mengangkat indahnya Malang sehabis hujan. “Vibesnya bikin tenang. Gini suasana malang setelah hujan,” tulis caption video yang menggambarkan suasana Alun-Alun Tugu Malang. Video itu diunggah oleh akun Instagram@wisata_malang dan explore malangraya, pada awal November ini.


Kayutangan Heritage Malang • Night walking in after rain in Malang city. Unggahan video di youtube ini mendapat 4.000 likes. -tangkapan layar akun youtube sangu mlaku--

Dulu, Alun-Alun Tugu Malang bernama Alun-Alun Bunder sesuai bentuknya yang bulat. Alun-alun ini dibangun pada tahun 1920 oleh orang Belanda Thomas Karsten juga. Di bagian tengah alun-alun ini terdapat sebuah tugu yang dikelilingi oleh kolam teratai. Alun-alun ini terletak di depan Balai Kota Malang.

Malang setelah hujan juga dianggap momen yang paling indah untuk menggambarkan persahabatan dan kasih sayang. Seperti bunyi unggahan akun _tulipbunga di Instagram, “Malang after rain, 'Aku, Kamu, dan Malang'.” Terdapat unggahan video suasana sehabis hujan di Kampus Universitas Brawijaya.

Lebih dari Sekadar Gambarkan Kondisi Cuaca

Lebih dari sekadar menggambarkan kondisi cuaca, “Malang After Rain” merujuk pada perpaduan udara segar, langit yang kembali bersih, serta aroma tanah basah yang menenangkan. Momen setelah hujan di Malang memang sering membawa suasana syahdu yang sulit ditemukan di kota-kota besar lainnya.

Jargon ini menjadi populer karena beberapa alasan: frasa yang singkat dan mudah diingat, deskripsi yang akurat, serta visual yang kuat ketika diterapkan dalam konten foto maupun video.

“Malang After Rain” kini menjadi representasi dari identitas Kota Ngalam yang tenang, asri, dan penuh karakter.

Di media sosial, efek jargon ini sangat terasa. Ribuan foto dan video bertebaran dengan caption “Malang After Rain”, memperlihatkan sudut kota yang berubah menjadi lebih estetik setelah hujan berhenti.

Mulai jalanan yang basah memantulkan lampu kota, pepohonan yang terlihat lebih hijau, hingga kabut tipis yang menyelimuti dataran tinggi di sekitar Malang. Di langit masih terlihat mendung menggelantung.

Bagi banyak orang, “Malang After Rain” memiliki makna emosional yang dalam.

Sumber: